TUGAS
ANALISIS ARTIKEL
1.
Bibliografi
penulis
Nama penulis : Ali Oktoda
Tahun penulisan :
Rabu, 21 Maret 2012
Judul artikel
: PROFESIONALISASI GURU DAN IMPLEMENTASI DALAM
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN
Tanggal akses :
Kamis, 03 Januari 2013
2.
Tujuan penulis
artikel
Tujuan
utama penulis dalam pembuatan artikel adalah agar para pembaca dapat memahami
hal apa saja yang menyangkut keprofesional dan pengimplemantasikan terhadap
pengembangan kurikullum yang ada.
3.
Kelebihan artikel
Setelah membaca artikel tersebut, didapat banyak
kelebihan dari artikel. Dimana penyusunan artikel sudah baik dan sistematis
sehingga memudahkan pembaca dalam memehami isi artikel serta menyerap informasi
yang disajikan di dalamnya. Isi artikel sudah sesuai dengan tujuan dari
dibuatnya artikel tersebut. Isi artikel sangat bagus dimana dalam isi disajikan
fakta-fakta yang dapat memberikan ilmu dan memperluas wawasan bagi kami seorang
calon pendidik. Pembuatan artikel bukan semata-mata hanya mengungkap pendapat
penulis saja, melainkan di ambil dari berbagai sumber yang relevan sehingga
artikel tersebut dapat digunakan sebagai sumber bacaan bagi pembaca.
4.
Kekurangan artikel
Penbuatan
artikel sudah baik, adapun kekurangan dari artikel tersebut tidak terlalu
mendasar, yaitu yang dapat saya amati adalah penyusunan antar paragraph dan
pengaturan antar kata. Selain itu terdapat beberapa kata yang hurufnya tidak
lengkap. Untuk penyajian isi sudah sistematis dan sesuai dengan tujuan
pembuatan artikel.
5.
Pandangan setelah membaca artikel
Materi yang disajikan dalam artikel sangat
baik dan menarik, sesuai dengan kbutuhan saya sebagai calon pendidik. Setelah
membaca artiel tersebut wawasan yang saya miliki bertambah banyak, dimana tugas
seorang guru itu sebenarnya bukan hanya mengajar dan menyampaikan materi saja.
Lebih dari itu seorang guru yang professional harus mampu mengimplementasikan
kurikulum yang telah berkembang pesat hingga saat ini. Dimana seorang guru yang
professional harus mampu mendisain suatu pembelajaran seefektif dan semenarik
mungkin sesuai dengan tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai serta sesuai
dengan kurikulum yang ada. Seorang guru yang professional harus mampu membuat
perangkat pembelajaran sebaik mungkin. Guru yang professional akan mampu
mengimplementasikan kemampuan yang ia miliki terhadap kurikulum yang ada,
selain itu guru yang professional akan mampu mengembangkan kurikulum yang ada
sesuai dengan kebutuhan yang ada pada lingkungan pengajaranya.
6.
Manfaat yang diperoleh setelah membaca artikel
Banyak manfaat yang dapat di ambil dari
membaca artikel ini, selain menambah informasi, wawasan dan pengetahuan yang
saya miliki tentang guru yang professional serta pengimplementasianya terhadap
kurikulum, atikel tersebut dapat mendorong saya sebagai calon guru agar lebih
baik dalam belajar, memuntut ilmu dalam perkuliahan, dan membaca. Karena guru
yang perofesional adalah guru yang tidak hanya memiliki ilmu yang banyak
menenai penguasaan materi, melainkan seorang guru yang mampu menciptakan pembelajaran
yang efektif dan menarik sesuai dengan tujuan yang akan di capai dan kurikulum
yang berkemban. Dengan banyak membaca, kita akan dapat memperbanyak wawasan dan
ilmu yang kita miliki untuk menjadi seorang guru yang professional.
7.
Daftar rujukan artikel
Sukamdinata,
S. Nana. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek. Remaja Rosda karya.
2006: Bandung.
Yamin,
Martinis. Profesionalisasi dan Implementasi KBK. Gaung Persada Press.
2006: Jakarta
Hamalik,
Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Remaja Rosda karya. 2006:
Bandung.
Susilo.
M. Joko. KTSP, Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan sekolah. Pustaka
Belajar Offset: 2007: Jakarta
Kunandiar.
Guru Implementasi Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam
sertifikasi guru. Rajawali Press. Devisisi buku Perguruan Tinggi. Raja
Grapindo Persada. 2007: Jakarta.
LAMPIRAN
Rabu, 21 Maret 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta didik pada
dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk memajukan
suatu pandidikan yang diharapkan oleh masyarakat, pendidik, peserta didik, dan
tujuan pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat erat hubungannya, karena
ketiga komponen ini secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidik
merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi.
Keterampilan dan pengimplementasian dalam profesi sangat didukung oleh teori
yang telah dipelajari khususnya dalam pengembangan kurikulum yang telah
ditetapkan disekolah masing-masing.
Jadi
yang dikatakan seorang yang profesional dituntut banyak belajar dalam
mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk pengembangan
kurikulum yang ada disekolahnya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan Imu kepada siswa dan merupakan suatu usaha untuk pencapaian
tujuan pembelajaran, secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dengan
adanya keterangan diatas, maka penulis akan mengangakat judul makalah ini
dengan tema “Profesionalisasi Guru dan Implementasi dalam Pengembangan
Kurikulum Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini penulis merumuskan permasalahan yang mengangkat:
1. Hal apa saja
yang dilakukan profesionalisasi dalam mengimplementasikan pengembangan
kurikulum yang ada disekolah?
2. Bagaimana
seorang profesionalisasi, mengimplementasikan dalam pengembangan kurikulum
kepada peserta didik?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan
permasalahan diatas, tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini agar para
pembaca dapat memahami hal apa saja yang menyangkut keprofesional,
pengimplemantasikan terhadap pengembangan kurikullum yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi Sacara
Umum
Menurut
Martinis Yamin (2006: 2-3) menyatakan profesi merupakan seseorang yang menekuni
pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, tehnik, dan prosedur berlandaskan
intelektualitas. Dengan demikian profesi merupakan makna, bahwa profesi yang
disandang oleh tenaga kependidikan atau guru, adalah suatu pekerjaan yang
membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan ketelatenan
untuk menciptakan anak memiliki perilaku suatu sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut
Nana. S. Sukmadinata (2006: 191) sebagai pendidik profesional, guru bukan hanya
dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga harus memiliki
pengetahuan dan kemampuan profesional.
Berdasarkan
penjelasan diatas, jelaslah seoarang guru dapat dari usaha keras dan keahlian
yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk tujuan seorang guru dalam
mengupayakan, membimbing, melatih, dan mengajar dengan sepenuh hati untuk
keinginan dan keberhasilan peserta didik yang diterakan dalam penjelasan tujuan
pendidikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antar pendidik (guru)
dan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Seseorang
guru yang dianggap profesional, yaitu guru atau pendidik yang benar-benar
melaksanakan keberhasilan peserta didik (siswa). Tugas pendidik untuk
keberhasilan siswa itu sangat berat, dengan demikian guru harus diberi kesempatan
yang sebanyak mungkin untuk mengembangkan diri dan pekerjaannya seperti
mengikuti kursus, pelatihan, penataran, melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi lagin dan biayanya dibantu oleh pemerintah. Hal ini semua bertujuan
untuk mengutamakan kesetaraan, bahwa profesi yang diemban sebagai guru itu sama
saja dengan profesi yang lain.
B. Konsep
Profesionalisasi Guru
Menurut
Martinis Yamin (2006: 4) keterampilan dalam pekerjaan profesi sangat didukung
oleh teori yang dipelajarinya. Jadi, seorang guru yang profesional dituntut
banyak belajar, membaca dan mendalami teori tenteang profesi yang digelutinya,
suatu profesi bukanlah suatu permanen, ia akan mengalami perubahan dan
mengikuti perkembangan kebutuhan manusia, oleh sebab itu penelitian terhadap
suatu tugas profesi dianjurkan, didalam kegunaan dikenal dengan penelitian
action research.
Menurut
Nana. S. Sukmadinata (2006: 191) sebagai pendidik profesional, guru bukan sja
dituntut melaksanakan tugasnya secara profesional, tetapi juga memiliki pengetahuan
dan kemampuan profesional. Dalam diskusi pengembangan modal pendidikan
profesional tenaga kependidikan, yang dselenggarakan PPS IKIP Bandung tahun
1990, dirumuskan 10 ciri sutu profesi, Yaitu:
1. Memiliki
fungsi dan signifikan social
2. Memiliki
keahlian/ keterampilan tertentu
3. Keahlian/keterampilan
diperoleh dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
4. Didasarkan
atas disiplin ilmu ang jelas
5. Diperoleh
dengan pendidikan dalam masa tertentu yang cukup lama
6. Aplikasi dan
sosialisasi nilai-nilai profesinal
7. Memiliki kode
etik
8. Kebebasan untuk
memberikan judgement dalam memecahkan masalah dalam lingkup kerjanya
9. Memiliki
tanggung jawab profesional dan otanani
10. Ada pengetahuan dan masyarakat dan
imbalan atas layanan profesinya.
Dari
perjalanan uraian diatas, meskipun bahan banyak seorang pendidik melakukan atau
menerapkan itu semua pada peserta didik, namun usaha untuk berupaya untuk
meningkatkan keberhasilan peserta didik selalu digalakkan.
Secara
konseptual, bentuk kerja guru menurut, Depdiknas (1980) telah merumuskan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokan atas tiga
dimensi umum keterampilan, yaitu :
1. Kemampuan
profesional mencangkup :
a.
Penguasaan materi pelajaran, mencangkup bahan yang akan digagaskan dan dasar
keilmuan dari bahan pembelajaran tersebut.
b.
Penguasaan landasan dan wawasan kependidikan keperguruan.
c.
Penguasaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa
2. Kemampuan
sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri deng tuntutan kerja dan lingkungan
sekitar
3. Kemampuan
personal (pribadi) mencakup:
a) Penampilan
sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap
keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya.
b) Pemahaman,
penghayatan, dan penampilan-penampilan nilai yang selayaknya dianut oleh
seorang guru.
c) Penampilan
upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.
C. Syarat-Syarat Menjadi Guru
Profesional
Menjadi
seorang guru bukanlah pekerjaan yang gampang seperti yang dibayangkan oleh
banyak orang, dengan bermodal penguasaan materi dan penyampaiannya kepada siswa
sudah cukup, namun hal ini belumlah dapat dikatakan sebagai guru yang
profesional, maka harus memiliki berbagai keterampilan, kemampuan khusus,
mencintai pekerjaannya, menjaga kode eitk guru, dan lain sebagainya.
Oemar
Hamalik dalam bukunya proses belajar-mengajar (2001: 16), guru profesional
harus dapat memiliki persyaratan, yang meliputi:
1. Memilik bakat
seorang guru
2. Memiliki
keahlian seorang guru
3. Memiliki
keahlian sebagai guru yang baik dan teritregasi
4. Memiliki
mental yang sehat
5. Berbadan sehat
6. Memilki
pengalaman dan penetahuan luas
7. Guru adalah
manusia yang berjiwa pancasila
8. Guru adalah
seorang warga Negara yang baik
D. Guru Profesional Dan
Kurikulum
Didalam
dunia pendidikan guru tidak hanya bermodal pengalaman, pengetahuan akademis,
akan tetapi juga keterampilan (skiil). Kurikulum mengundang muatan akademis,
namun penerapannya berdasarkan teknis dan membutuhkan banyak pengalaman. David
Berlo (dalam Abitar, 1989: 9) guru sebagai sumber dalam menyampaikan pesan
kepada audiens harus memiliki keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, dan
memperhatikan kontek sosial budaya.
Disamping
itu guru juga memiliki kesepakatan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
dalam dunia pendidikan,seperti perubahan kurikululum satu kali dalam 10 tahun.
Dan guru juga diminta untu cepat beradaptasi dengan perubahan itu dengan cara
penataran, workshop, dan belajar dengan teman se-profesi.
Menurut
Martinus Yamin (2006: 49) guru menerapkan kurikulum yang telah dirancang oleh
pemerintah dan instansi, dan mereka harus mampu mengajarkannya walaupun
kurikulum baru berbeda dengan kurikulum sebelumnya, hal ini terjadi karena
pengaruh penilaian kemajuan zaman dan untuk kecerdasan peserta didik sendiri
dalam pengembangan pembelajaran.
Dilihat
dari perkembangan kurikulum yang ada di Indonesia, menurut Kenandan (2007: 107)
dalam perjalanan detik pendidikan diIndonesia telah menerapkan enam kurikulum,
yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum
2004 atau kurikulum berbasis kompetisi (meski belum sempat disahkan oleh
pemerintah, tetapi sempat berlaku dibeberapa sekolah piloting project), dan
terakhir sampai sekarang kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang
dikeluarkan oleh pemerintah melalui Permendiknas nomor 22 tentang standar isi, permen
nomor 23 tentang standar kelulusan dan
permen nomor 24 tentang pelaksanaan kedua permen tersebut.
Terjadinya
pengembangan kurikulum dapat dikonsepsikan sebagai suatu siklus lingkaran yang
dimulai analisis mengenai maksud didirikannya sekolah. Kurikulum standar
kompetensi menentukan prioritas yang tepat, dan menmencamkan bentuk konsep
program yang merupakan bagian dari pengembangan kurikulum. Dan dengan
pengembangan kurikulum juga dituntut menerapkan da mengatur perubahan yang ada.
Dan
adanya perkembangan kurikulum, guru dituntut harus cekatan dan tanggap karena
guru bekerja dikelas dituntut untuk menyampaikan kurikulum real, guru merupakan
pengontorl kualitas belajar mulai dari awal sampai berakhirnya pelajaran, dan
berguna juga untuk terciptanya life skiil dikalangan siswa.
Sebagai
guru yang profesionalis, maka guru harus dapat mengetahui prinsip pengembangan
kurikulum dan prinsip pelaksana kurikulum.
1. Prinsip
Pengembangan Kurikulum
Menurut
Kunandar (2007: 139-141) pengembangan kurikulum dijenjang sekolah dasar sampai
sekolah menengah yang dikemangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman
pada standar kompetensi lulusan standar isi, serta panduan penyusunan kurikulum
yang dibuat BSNP, HARUS didasarkan perinsip-perinsip sebagai berikut:
a) Berpusat pada
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
b) Beragam dan
terpadu
c) Tanggap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
d) Rayuan dengan
kebutuhan kehidupan
e) Menyeluruh dan
berkesinambungan
f) Belajar
sepanjang hayat
g) Seimbang
antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
2. Perinsip
Kurikulum
Menurut
Kunandar (2007: 142-143) dalam pelaksanaan kurikulum disetiap kesatuan
pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Pelaksanaan
kurikulum berdasarkan pada potensi, perkembangan, dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna baginya.
b) Kurikulum
dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:
1) Belajar untuk
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Belajar untuk
memahami dan menghayati
3) Belajar untuk
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4) Belajar untuk
hidup bersama dan berguna bagi orang lain
5) Belajar untuk
membangun dan menemukan jati dirinya, melalui proses pembelajaran yang efektif,
kreatif, aktif, dan menyenangkan
c) Pelaksanaan
kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang baik
d) Kurikulum
dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, hangat, dan bersifat membangun
e) Kurikulum
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, yang
sumber belajar bersifat keteknoloian.
f) Kurkulum
dlaksanakan dengan mendayagunakan, kondisi alam, sosial, dan budaya, serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidik dengan muatan seluruh bahan kajian
secara optimal
g) Kurikulum
dilaksanakan berdasarkan komponen-komponen kurikulum yang ada.
E. Peranan Guru Dalam
Pengembangan Kurikulum
Menurut
Nana S Sukmadinata (2006: 198) dilihat dari segi pengeluarannya, pengembangan
kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi dan desintralisasi.
Dalam pengembangan kurikulu, yang sentralisasi bersifat uniform untuk seluruh
Negara, daerah atau jenjang jenis sekolah.
Di
Indonesia dewasa ini terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
digunakan modal ini. Kurikulum untuk sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat
pertama, sekolah menengah umum, dan sekolah menengah kejuruan pada prinsipnya
sama.
1. Peranan guru
dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentralisasi
Menurut
Nana S. sukmadinata (2006: 200) dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi.
Guru tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi kurikulum yang
bersifat makro disusun okeh tim atau komisi khusus, yang terdiri atas para
ahli, guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun,
satu semester, satu catur wulan, beberapa minggu atau berberapa teori saja, hal
ini juga disebut dengan satuan pelajaran. Program tahunan, semesteran, satu
catur wulan, ataupun satuan pelajaran, metode dan media pembelajaran, dan
evaluasi, hanya keluasan dan kedalamanya berbeda-beda.
Dengan
adanya penjelasan diatas jelaslah menjadi tugas gurulah menyusun dan memutuskan
tujuan yang tepat, memilih dan menyusun tahap pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak memiliki metode dan media mengajar
yang bervariasi, serta menyusun program dan alat evaluasi yang tepat. Suatu
kurikulum tersusun secara sistematis akan memudahkan dalam
pengimplementasiannya, implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung pada
kreativitas, kecakapan, kesungguhan dan ketekunan guru. Guru hendaknya
2. Peranan guru
dalam pengembangan kurikulum yang bersifat disentralisasi
Menurut
Nana. S Sukmadinata (2006: 201) kurikulum disentralisasi disusun oleh sekolah
ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Pengembangan
kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan
daerah serta kemampuan. Sekolah atau sekolah-sekolah tersebut.
Kurikulum
disentralisasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan-kelebihannya
meliputi:
a) Kurikulum
sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
b) Kurikulum
sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan profesional,
finannsial, maupun managerial.
c) Disusun oleh
guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.
d) Ada motivasi kepada
sekolah (kepala sekolah, guru) untuk mengembangkan diri, mencari dan
menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam
kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Beberapa
kelemahan bentuk kurikulum ini, adalah:
a) Tidak adanya
keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan
nasional, bentuk ini kurang tepat.
b) Tidak adanya
standar penilaian yang sama,
c) Adanya
kesulitan bila terjadinya siswa pindahan siswa kesekolah.
d) Sukar untuk
mengelola dan penilaian secara nasional.
e) Belum semua
sekolah (daerah) mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum
sendiri.
F. Implementasi guru
terhadap kurikulum
Menurut
Oemar Hamalik (2008: 237) implementasi merupakan suatu proses penerapan ide,
konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga
membentuk dampak, baik berupa perbuahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai
sikap.
Sedangakan
kurikulum menurut M. Joko Susilo (2007: 77) jangka waktu pendidikan yang harus
ditempati oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Jadi
implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktuyalisasi kurikulum
tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.
Berdasarkan
dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa implementasi kurikulum adalah penerapan
atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pealaksanaan dengan pengelolaan,
sambil sementara dilaksanakan penyesuaian terhadap ortuasi lapangan dan
karakteristik peserta didik , baik perkembangan intelektual, emosional, serta
fisiknya.
1.
Tahap-Tahap Implementasi Kurikulum
Menurut
Oemar Hamalik (2008: 238) implementasi kurikulum mencangkup tiga halaman pokok,
yaitu:
a) Pengembangan
program mencakup program tahunan, semester, atau catur wulan, bulanan,
mingguan, harian, dan ada juga bimbingan konseling.
b) Pelaksanaan
pembelajaran pada hakikatnya, pembelajaran adalah proses intelektual antara
peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan prilaku yang lebih
baik.
c) Evaluasi
pembelajaran yang dilaksanakan sepanjang kurikulum berjalan.
2.
Faktor yang mempengaruhi kurikulum
Adapun
faktor yang mempengaruhi yaitu:
a) Karakteristik
kurikulum, yang mencangkup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat, dan
sebagaiannya.
b) Strategi
implementasi yaitu strategi yang digunakan dalam pelaksanaan kuriulum.
c) Karakteristik
penyusunan kurikulum, meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai
sikap guru terhadap implementasi kurikulum dalam pembelajaran.
3.
Prinsip-Prinsip Implementasi Kurikulum
Dalam
implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang menunjang tercapainya
keberhasilan, yaitu:
a)
perolehan kesempatan yang sama
b)
berpusat pada anak didik
c)
menggunakan pendekatan dan kemitraan
d)
kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan.
Dari
keempat prinsip diatas pada dasarnya ingin menciptakan atau pelaksanaan dalam
pengembangan kurikulum yang dilakukan guru untuk memperoleh hasil pembelajaran
yang menandai baik secara efektif, kejuritif dan psikomentarinya.
4.
Unsur-Unsur Implementasi Kurikulum
Menurut
Oemar Hamalik (2008: 241-244) dalam implementasi kurikulum , terdapat berbagai
unsur terkait sebagai berikut:
a) Pelaksanaan
kurikulum
pelaksanaan
kurikulum menempatkan prinsip-prisip kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman
dalam pelaksanaan standar nasional disusun oleh pusat, dan cara pelaksanaannya
disesuaikan dengan masing-masing daerah atau sekolah.
b) Bahasa
pengantar
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi pengantar dalam kegiatan pembelajaran,
namun jika diperlukan bahasa dan juga bias digunakan sebagai pengantar.
c) Hari belajar
Jumlah
hari belajar dalam satu tahun pelajaran adalah 204 sampai 240 hari, jumlah
minggu efektifnya adalah 34 sampai 40 hari, dan pengaturannya berdasarkan
semesteran.
d) Kegiatan kurikulum
Kegiatan
kurikulum dikelompokan menjadi kegiatan intrakurikulum dan ekstrakurikulum.
e) Tenaga
kependidikan
Guru
diharuskan mempunyai kualifikasi dan kompetensi khusus untuk menunjang
pencapaian kompetensi lulusan pada satuan pendidikan.
f) Sarana
dan prasarana pendidikan
Pelaksanaan
pembelajaran menggunakan sumber belajar, buku, dan alat pembelajaran yang
disediakan pemerintah dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang
dimiliki.
g) Remedial,
pengayaan dan percepatan belajar
Sekolah
memberikan layanan bagi peserta didik yang mendapat kesulitan belajar melalui
kegiatan remedial.
h) Bimbingan dan
konseling
Sekolah
memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dalam konteks
pengembangan kepribadian, sosial, karier dan belajar lanjutan.
i)
Pengembangan dan penyusunan silabus
Diberbagai
daerah, sekolah mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
masing-masing, tetapi tetap dengan komisi standar kopetensi.
j)
Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan
kurikulum disekolah dilakukan dengan memgunakan seluruh unsure penyelenggra
pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan,serta dunia usaha dan industri
dengan kondisi, kebutuhan, dan potensi untuk mewujudkan pencapaian standar
kompetensi
k) Sekolah
bertaraf nasional
Sekolah
ini diberikan untuk menghasilkan lulusan yang mampu bersaing pada tingkat
internasional.
Dari
penjelasan beberapa unsur diatas, pada dasarnya merupakan mata usaha untuk
membentuk peserta didik mampu dalam pengimplementasian kurikulum dalam
kehidupan dunia pendidikan dan merupakan suatu usaha untuk mewujudkan
pencapaian kompetensi nasional, dan usaha mendidik peserta didik agar mampu
bersaing dalam bidang skill dibidang masyarakat.
5.
Komponen-komponen rencana implementasi
kurikulum
Rencana
implementasi kurikulum akan mengalami
perbedaan dalam sistem sekolah, tergantung pada struktur organisasi dan ruang
lingkupnya. Selain itu, rencana implementasi seharusnya didasarkan pada rencana
kurikulum jangka panjang, sehingga program yang ada dapat diteliti, direvisi
dan di implementasikan dalam periode waktu (biasanya dibuat dalam jangka waktu
lima tahunan).
Adapun
komponen rencana kurikulum menyangkut:
a. Studi
program baru
b. Identifikasi
sumber daya
c.
Penetapan peran
d. Pengembangan
proporsional
e.
Penjadwalan
f. Sistem
komunikasi
g. Pelaksanaan
monitoring
G. Deskripsi Alternatif model
implementasi kurikulum
Menurut
Oemar Hamalik (2008: 248) dalam kaitannya dengan fungsi pengelolaan kurikulum,
akan dikemukakan model implementasi kurikulum baru. Namun, sebelum ada pestulat
yang penting dipahami, terlebih dahulu harus dapat menerapkan model
pengembangan implementasi manajemen strategi:
1.
Implementasi kurikulum dipandang sebagai
sistem. Sedangkan fungsi-fungsi pengelolaan dipandang sebagai elemen atau
subsistem proses dari sistem implementasi kurikulum.
2. Dalam
masing-masing komponen proses terdapat komponen-komponen lain yang membentuk
komponen tersebut.
3. Dalam setiap
tahap kegiatan selalu diperhatikan keadaan faktor internal dan eksternal yang
berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.
4. Setiap tahap
terdapat pelaksanaan, perencanaan dan evaluasi
5. Arah tujuan
pada setiap tahapan proses implementasi ditujukan untuk menghasilkan produk
berkala yang saling berkaitan, dari secara keseluruhan ditujukan untuk
memperbaiki kondisi pelaksanaan
(kualitas internal dan eksternal)
Dengan
penjelasan diatas jelaslah bahwa tahapan implementasi secara garis besar ada 3
yaitu: tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, dan evaluasi.
a.
Implementasi dan evaluasi kurikulum
Menurut
Nana S Sukmadinata (2006: 177) pengembangan kurikulum yang menekankan isi,
membutuhkan waktu mempersiapkan situasi belajar dan menyatukannya dengan tujuan
pengajaran yang cukup lama. Kurikulum yang menekankan situasi, waktu, untuk
mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulum yang menekankan situasi,
waktu untuk mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulum yang menekankan
organisasi waktu persiapannya hampir sama dengan kurikulum yang menekankan isi.
Menurut
Oemar Hamalik (2008: 250) mengatakan dalam evaluasi implementasi bertujuan
untuk melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol apakah pelaksanaan
evaluasi telah sesuai dengan rencana dan
sebagai fungsi perbaikan jika dalam kekurangan.
Dan
tujuan kedua, melihat hasil akhir yang di capai, hasil ini merujuk pada
kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap fase perencanaan.
Dan dalam implementasi kurikulum tidak terlepas dari model evaluasi yang
digunakan bertumpu pada aspek-aspek tertentu yang diutamakan dalam proses pelaksanaan kurikulum.
Dengan
demikian, evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana,
anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
pengembangan kurikulum profesional guru, dan pengimplementasian kurikulum
sangat diperlukan, hal ini dikarena seorang guru merupakan seorang figur yang
mulia dan dimuliakan banyak orang, upaya guru mendidik, membimbing, mengajar,
dan melatih anak didik dan bentuk upaya memajukan dan mencerdaskan peserta
didik untuk pencapaian. Tujuan yang berdasarkan kualitatif maupun kuantitatif.
Pengembangan kurikulum dapat dikonsepsi sebagai suatu siklus lingkasan yang
dimulai dengan analisis mengenai maksud dicirikan sekolah.
Sebagai
guru yang profesional, maka guru harus dapat mengetahui prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum, dan peranan guru dalam pengembangan kurikulum. Hal ini
semua bertujuan untuk kemajuan peserta didik dan membentuk keterampilan peserta
didik dalam pemantapan tujuan pendidikan, baik secara efektif, kognitif, dan
psikomotor.
Keprofesioanalan
guru dalam pengembangan kurikulum implementasi sangat diterapkan kepada suatu
jenjang pendidikan dan pengklasifikasian kepada peserta didik itu sendiri, karena
implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan kurikulum yang telah
dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan
dan pengelolaan, sambil senantiasa
dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik
peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional dan bentuk fisiknya.
Dalam
pengembangan kurikulum implementasi juga tidak terlepas dari berbagai
komponen-komponen yang mengatur dan mengarah kepada tujuan dalam dunia
pendidikan.
B. Saran
Dengan
makalah yang sudah penulis selesaikan ini, dengan judul “profesionalisasi guru
dan implementasi dalam pengembangan kurikulum pendidikan”, penulis menyadari
kalau dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, baik dalam bentuk kata
maupun penulisannya. Dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca khususnya dosen pembimbing untuk perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sukamdinata, S. Nana. Pengembangan Kurikulum
teori dan Praktek. Remaja Rosda karya. 2006: Bandung.
Yamin, Martinis. Profesionalisasi dan
Implementasi KBK. Gaung Persada Press. 2006: Jakarta
Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum. Remaja Rosda karya. 2006: Bandung.
Susilo. M. Joko. KTSP, Manajemen Pelaksanaan
dan kesiapan sekolah. Pustaka Belajar Offset: 2007: Jakarta
Kunandiar. Guru Implementasi Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam sertifikasi guru. Rajawali Press.
Devisisi buku Perguruan Tinggi. Raja Grapindo Persada. 2007: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar