BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan pendidikan akan seiring
sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat selalu
berkembang. Terdapat kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi
ada pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dan perkembangan teknologi,
komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di
masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat
akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan,
sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
Mobilitas yang tinggi mempercepat segala aspek
kehidupan dan pemerataan pembangunan antara pusat dan daerah. Komunikasi yang
sangat cepat, lancar, dan akurat memudahkan seseorang memperoleh informasi yang
sangat berharga bagi kepentingan bisnis, pemerintahan, pendidikan dan hobi.
Produk yang sangat nampak terjadi proses pembaruan, pertentangan atau konflik
antara sektor budaya, sosial dan agama. Melalui proses akulturasi ,
pertentangan, konflik kepentingan seharusnya dapat dikurangi secara perlahan.
Inovasi sebagai salah satu bentuk perubahan yang
berkembang di masyarakat, inovasi terkait dengan pengambilan keputusan yang
diambil, baik menerima bahkan menolak hasil dari inovasi. Inovasi diartikan sebagai
penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau
untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan
invensi.
Inovasi dapat menjadi positif atau negatif apabila
inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu
yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai
tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk
memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa
dan kepercayaan pelanggan hilang. Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana
suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan yang mendasarinya, oleh
karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan Inovasi (Innovation
decision Process).
Kita selalu menggunakan kurikulum dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap menit kita mempunyai tugas-tugas yang harus dikerjakan dan
diselesaikan. Tugas itu selalu dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi dengan harapan hasilnya memuaskan. Dalam
konteks global, khususnya dalam pengembangan kurikulum secara nasional, antar
negara, kurikulum nasional yang akan dianut, kondisi sosial ekonomi, tingkat
pendidikan, budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sehingga inovasi kurikulum adalah
suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang
potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan tertentu.
Intinya dalam inovasi kurikulum dilakukan apabila guru
benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan
diperlukan. Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah dituntut berperan
dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan
perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi
sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa mereka
mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat luas.
Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-gemborkan
sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain.
Tujuan kurikulum adalah:
1) Memperkenalkan
siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan,
keterampilan yang dinilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
2) Membekali
siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup dimasyarakat,
seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
3) Membekali
siswa agar hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
B.
Rumusan Masalah
Dari rumusan permasalahan dan tujuan dari inovasi dan
kurikulum di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penulisan dari makalah ini
adalah untuk:
1. Merumuskan
pengertian inovasi kurikulum.
2. Konsep dan
Inovasi Pengembangan Kurikulum
3. Mendefinisikan
karakteristik dalam inovasi kurikulum.
4. Merumuskan
substansi perubahan kurikulum.
5. Menguraikan
pengembangan kurikulum berbasis masyarakat.
C.
Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini
diharapkan dapat membantu dan mempermudah pengembangan inovasi kurikulum yang
sesuai dengan substansi yang ada. Adapun metode penulisan dalam pembuatan
makalah ini adalah metode deskiptif, dimana penulis memadukan dari beberapa rekomendasi
serta literatur baik melalui situs internet maupun kajian pustaka.
D.
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami
mengusung beberapa kajian seperti Pendahuluan, kemudia kajian tema pokok
seperti pengertian dari inovasi kurikulum itu sendiri serta inovasi kurikulum
berbasis kompetensi, inovasi kurikulum berbasis masyarakat dan inovasi
kurikulum berbasis keterpaduan, disertai dengan kajian empirik saat ini, dan
yang terakhir adalah kesimpulan. Inti dari salah satu sub tema di atas adalah
sikap terhadap sebuah perubahan dalam kurikulum di setiap jenjang dan jalur
pendidikan. Tidak setiap sekolah dapat menerima perubahan kurikulum yang
dilakukan oleh sekolah lain, sebuah inovasi kurikulum dapat dilakukan sesuai
sekolah atau jenjang tertentu, tidak berarti bahwa sebuah inovasi dapat
dilakukan setara dengan sesuatu yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inovasi Kurikulum
Inovasi dilakukan apabila guru
benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan
diperlukan. Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada
istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang
benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan
sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha
menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan
discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah
penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati
sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat). Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new
by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti
mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus
dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa ide, proses dan
produk dalam berbagai bidang.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada
perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru
dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan
demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti
dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu
diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi
pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang
dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan. Inovasi dapat berupa hasil
dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau
untuk memecahkan masalah (Subandiyah, 1992:80).
Sehingga inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau
praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari
kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
tertentu. Inovasi sendiri terkait dengan
pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak hasil dari
inovasi.
Ibrahim (1988: 71-73) menyebutkan
bahwa tipe keputusan inovasi pendidikan termasuk didalamnya inovasi kurikulum
dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
1.
Keputusan inovasi pendidikan
opsional, yang mana pemilihan menerima atau menolak inovasi berdasarkan
keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri tanpa tergantung atau
terpengaruh dorongan anggota sosial lain;
2.
Keputusan inovasi pendidikan
kolektif, yang mana pemilihan menerima dan menolak inovasi berdasarkan
keputusan yang dibuat secara bersama atas kesepakatan antar anggota sistem
sosial;
3.
Keputusan inovasi pendidikan
otoritas, yang mana pemilihan untuk menerima dan menolak inovasi yang dibuat
oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang
dan kemapuan yang lebih tinggi daripada anggota lain dalam sistem sosial;
4.
Keputusan inovasi pendidikan
kontingen, yang mana pemilihan untuk menerima atau menolak keputusan inovasi
pendidikan baru dapat dilakukan setelah ada keputusan yang mendahuluinya.
Kita selalu
menggunakan kurikulum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap menit kita mempunyai
tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tugas itu selalu dilakukan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan hasilnya
memuaskan.
Salah satu usaha yang amat besar dalam memperbaharui
kurikulum terjadi pada kurun waktu tahun enam puluhan (1960-an), khususnya
setelah peluncuran pesawat sputnik Uni Sovyet. Amerika Serikat sangat
tertantang dan yang pertama dibenahi dan disempurnakan adalah kurikulum
persekolahannya. Saat itulah disebut era pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum mencakup
semua aspek kurikulum, seperti mata perlajaran, isi atau konten, proses
belajar mengajar, metode, pengelolaan waktu yang lebih baik, dan perolehan hasil
belajar siswa. tentu yang lebih baik.
Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah
dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya
dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut.
Sering terjadi sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa
mereka mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat
luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-gemborkan
sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain. Oleh karena
itu, perlu dilakukan penelitian untuk memastikan apakah satu sekolah perlu
melakukan suatu perubahan.
B.
Konsep dan Inovasi Pengembangan Kurikulum
Beberapa faktor yang dijadikan
landasan dalam merencanakan kurikulum yaitu:
1.
pertama asas filosofis yang
berkenaan dengan sistem nilai, pandangan, dan norma suatu masalah.
2.
Kedua, asas psikologis yang
berkenaan dengan cara belajar siswa dan factor yang menghambat.
3.
Ketiga, asas sosiologis berkenaan
dengan penyampaian kurikulum dalam masyarakat, apakah sudah sesuai atau belum
terhadat tuntutan masyarakat.
4.
Terakhir, asas organisasi berkenaan
dengan bentuk penyajian bahan pelajaran.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai
prinsip pengembangan kurikulum yaitu pertama
prinsip relevansi dan pemecahan masalah yaitu disusun sesuai kebutuhan hidup
siswa, sehingga berguna nantinya. Kedua,
prinsip efektivitas dan motif yaitu dijadikan pendorong agar tercapai kurikulum
tersebut. Ketiga, prinsip efisiensi
dan latar yaitu memanfaatkan segala sesuatu yang ada. Keempat, prinsip kontinyuitas yaitu materi disampaikan dari dari
tingkat dasar kemudian berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Kelima, prinsip fleksibilitas dan
perbedaan individu yaitu kemungkinan siswa berkembang untuk memiliki alternatif
lain untuk dapat melayani perbedaan individu. keenam, prinsip belajar sambil bekerja
yaitu dimana individu mengalami langsung apa yang dia pelajari. Terakhir, prinsip menemukan bertujuan
agar siswa dapat menemukan fakta dari apa yang dia pelajari.
Untuk mewujudkan pengajaran perlu dilakukan
pengembangan. Di tingkat nasional, kurikulum dikembangkan dengan sistem
sentralisasi. Tingkat daerah, perlu dikembangkan kurikulum muatan lokal.
Tingkat sekolah, meliputi pengembangan program catur wulan, mingguan, ko
kurikuler, dan ekstra kurikuler. Tingkat kelas, berupa penyusunan Satuan
Pelajaran dengan pedoman GBPP.
Masalah-masalah yang terjadi dalam inovasi kurikulum
dibedakan menjadi empat :
1.
masalah relevansi pendidikan
berkaitan dengan tujuan tuntutan di era modern.
2.
masalah mutu berkaitan dengan
peningkatan aspek pendidikan demi menghasilkan lulusan yang berkualitas.
3.
masalah efisiensi yang berkaitan
dengan usaha memanfaatkan kesempatan dalam proses pendidikan.
4.
pemerataan pendidikan yaitu member
kesempatan pada mereka yang belum pernah mengenyam pendidikan dengan sistem
desentralisasi.
Dalam penyusunan kurikulum, perlu diperhatikan
struktur materi. Hubungan vertikal yakni materi pengajaran berkaitan dengan
waktu. Hubungan horizontal, yaitu materi pengajaran dalam kelas berkaitan
antara materi pelajaran lainnya. Dan, terdapat tiga kriteria dalam struktur
materi, yaitu berkesinambungan, berurutan, dan keterpaduan.
Inovasi dalam pendekatan belajar mengajar dapat
dilakukan antara lain, pertama pengalaman belajar yang merupakan aktivitas
siswa dalam menangkap dan mengembangkan materi yang disampaikan guru. Kedua,
cara belajar siswa aktif yaitu perubahan posisi siswa dari objek belajar
menjadi subjek yang belajar dengan melibatkan keaktifan mentalnya (menyukai
materi), intelektualnya (cara berpikir), dan sosialnya (mendiskusikan materi
dengan teman). Dan yang ketiga, belajar proses yaitu belajar tidak harus selalu
dihafal tetapi bagaimana proses penerimaan materi.
Guru memerlukan inovasi dalam penyampaian
materi. Sistem penyampaian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem modul
dan sistem paket belajar. Sistem modul bertujuan agar siswa dapat belajar
secara mandiri dan guru sebagai pembimbing, sehingga ada kesempatan bagi mereka
yang ada di daerah terpencil. Sistem paket belajar bertujuan agar siswa
mendapat bekal keterampilan yang berguna bagi hidupnya kelak.
Kemudian, inovasi sistem penilaian pada evaluasi
pembelajaran dibagi menjadi enam cara yaitu tes non kertas (tes non tertulis),
tes dalam kondisi wajar (penilaian secara diam-diam), tes home tes (berupa
pekerjaan rumah/ PR), performance (praktik), portofolio (pengumpulan
tugas-tugas dalam kurun waktu tertentu), rubrik (penilaian menggunakan kriteria
tertentu berdasarkan kinerja pembelajaran).
C.
Beberapa pengembangan inovasi kurikulum
diindonesia
1. Inovasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi
Dikatakan sebagai salah satu bentuk
inovasi kurikulum. Kemunculannya seiring dengan munculnya semangat reformasi
pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan Pemerintah. Kurikulum berbasis
kompetensi dikembangkan untuk memberikan keahlian dan keterampilan sesuai
dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan
daya jual untuk menciptakan kehidupan yang berharkat dan bermartabat ditengah-tengah
perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan sosial, ekonomi, politik dan
budaya.
a.1 Pengertian Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar
yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan
sumber daya pendidikan dan mengembangkan sekolah (Depdiknas, 2002).
KBK berorientasi bahwa siswa bukan hanya memahami
materi pelajarn untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja, melainkan
bagaimana pengetahuan itu dipahaminya dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan
dalam kehidupan nyata. Gordon (1988) menyarankan beberapa aspek yang harus
terkandung dalam kompetensi adalah: pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan
untuk melakukan proses berfikir. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman
kognitif dan afektif yang dimiliki individu. Keterampilan (skill), yaitu
sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas yang dibebankan. Nilai
(value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan
mewarnai dalam segala tindakannya. Sikap ( attitude), yaitu perasan atau reaksi
terhadap suatu rangsang yang datang dari luar, perasaan senang atau tidak
senang terhadap sesuatu masalah. Minat (interest), yaitu kecenderungan
seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan untuk mempelajari
materi pelajaran.
a.2 Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam KBK siswa tidak sekedar
dituntut untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi bagaimana konsep yang dipelajari
berdampak pada perilaku dan pola pikir dan bertindak sehari-hari. Dan dalam KBK
pun menghargai bahwa setiap siswa memiliki kemampuan, minat dan bakat yang
berbeda sehingga diberikan peluang kepada siswa tersebut untuk belajar
sesuai dengan keberagaman dan kecepatan masing-masing. Oleh karena itu dalam
KBK, proses pembelajaran harus didesain agar dapat melayani setiap keberagaman
tersebut.
Karakteristik Utama KBK sebagai sebuah
Kurikulum:
- KBK memuat sejumlah kompetensi dasar sebagai kemampuan standar minimal yang harus dikuasai dan dicapai siswa.
- Implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setiap individu.
- Evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi dan proses belajar.
Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara
lebih rinci, yaitu:
- Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal, artinya isi KBK intinyasejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
- Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi adasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda setiap siswa.
- Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan keberagaman siswa.
- Sumber belajar bukan hanya untuk guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
- Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
Setelah memahami karakteristik KBK, maka sebenarnya
apa yang ingin dicapai oleh KBK adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi
perannya di masa mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup.
Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk
terbiasa berani menghadapi problem kehidupan secara wajar kemudian secara
kreatif mencari solusi untuk mengatasinya.
a.3 Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah suatu
proses kompleks dan melibatkan berbagai faktor terkait. Pengembangan KBK
memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan: pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud
pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. penerapan KBK memungkinkan guru menilai
hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar yang
mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Karena itu
peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi yang akan
dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan sejumlah kompetensi tertentu sebagai
prasyarat untuk melanjutkan ke penguasaan sejumlah kompetensi berikutnya.
Asas
Pengembangan KBK
- Asas Filisofis
Berkenaan dengan nilai yang berlaku
di masyarakat. Sistem nilai erat kaitannya dengan arah dan tujuan yang musti
tercapai. Itu sebabnya dalam KBK, filsafat sebagai sistem nilai menjadi sumber
utama dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Di Indonesia sistem
nilai yang berlaku adalah Pancasila. Dengan demikian isi KBK yang disusun harus
memuat dan mencerminkan tentang kandungan nilai-nilai pancasila.
2.
Asas Psikologis
Berhubungan deng aspek kejiwaan dan
perkembangan peserta didik. Secara psikologis anak didik memiliki perbedaan
baikminat, bakat maupun potensiyang dimilikinya. Dengan demikian baik tujuan,
isi maupun strategi pengembangan KBK harus memperhatikan kondisi tahapan
perkembangan dan psikologi belajar peserta didik.
3.
Asas Sosiologis
Hal ini berdasarkan pada asumsi
bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat
berperan aktif di masyarakat. Karena itu kurikulum sebagai alat da pedoman
dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat.
Ketiga asas tersebut merupakan landasan pokok KBK
sebagai pedoman dan perangkat perencanaan, implementasi dan pelaksanaan yang
dibingkai oleh tiga sisi yang sama-sama penting.
Prinsip
Pengembangan KBK
Proses pengembangan KBK harus dilakukan dengan
memperhatikan prinsip pengembangan KBK sebagai berikut:
- Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai budaya.
- Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika.
- Penguatan integritas nasional.
- Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi.
- Pengembangan kecakapan hidup yang meliputi keterampilan diri, keterampilan berpikir rasional, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
- Pilar pendidikan.
- Komprehensif dan berkesinambungan.
- Belajar sepanjang hayat.
- Diversifikasi kurikulum.
Implikasi
KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran
Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam KBK
diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik.
Oleh karena itu, proses pembelajaran harus berorientasi pada siswa sebagai
subjek bukan sebagai objek pembelajaran.
Untuk itu ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam merancang kegiatan pembelajaran, diantaranya:
- Rancangan kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, menemukan sendiri pengetahuan. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang agar siswa dapat mengembangkan keterampilan dasar mata pelajaran yang bersangkutan.
- Rancangan pembelajarn harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana pembelajarn yang tersedia.
- Pembelajarn harus dirancang dengan mengordinasikan berbagai pendekatan belajar.
- Pembelajaran harus dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan individual siswa seperti bakat, minat, kemampuan, latar belakang sosial ekonomi.
- Pengembangan Proses Pembelajaran
KBK sebagai sebuah kurikulum yang menekankan kepada
pencapaian kompetensi, memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran yang
musti dilakukan guru dan siswa. Konteks pembelajaran yang diinginkan KBK, guru
bertindak dan berusaha menyediakan waktu dan tempat agar siswa belajar. Proses
pembelajarn tidak hanya diarahkan semata-mata agar siswa mampu menguasai
sejumlah materi pembelajaran akan tetapi pembelajaran lebih diarahkan kepada
penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum.
Pengembangan Evaluasi
Evaluasi merupakan proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan seperti
orang, benda, kegiatan, keadaan kesatuan tertentu. Karakteristik evaluasi
meliputi, pertama evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan, kedua proses
tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai. Evaluasi suatu proses,
evaluasi terdiri dari pengumpulan data dan informasi tentang pencapaian hasil
belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan
informasi yang telah diperoleh. Sebagai bentuk kurikulum yang menghendaki
ketercapaian kompetensi, aspek alat dan bentuk penilaian harus dilakukan
seimbang baik tes maupun non tes sesuai dengan fungsi evaluasi sebagai fungsi
formatif maupun sumatif. Kedua fungsi evaluasi ini sangat penting artinya
sebagai jawaban penerapan diberlakukannya KBK.
2. Inovasi Kurikulum Berbasis Mayarakat
Perkembangan pendidikan anak sejalan
dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat selalu berkembang. Ada
kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi ada pula yang lambat.
Hal ini karena pengaruh dari perkembangan teknologi, komunikasi dan
telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di masyarakat
terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat akan berimbas
pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan
bahkan pola-pola kehidupan.
Pengertian
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Kurikulum berbasis masyarakat yang
bahan dan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang dilakukan di daerah,
disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan
disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh
siswa di daerah tersebut. Bagi siswa berguna untuk memberikan kemungkinan dan
kebiasaan untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Kemungkinan lain
mencegah dari keterasingan lingkungan, terbiasa dengan budaya dan adat istiadat
setempat dan berusaha mencintai lingkungan hidup, sehingga sebutan kurikulum
ini disebut kurikulum berbasis wilayah.
Tujuan:
- Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang nilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
- Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka di masyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
- Membekali siswa agar bisa hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat memiliki beberapa
keuntungan antara lain: pertama, kurikulum sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuai
dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan finansial, profesional
maupun manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat
memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah
khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk mengembangkan diri, mencari dan
menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam
kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Karakteristik
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Model pengajaran yang berpusat pada
masyarakat adalah suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara sekolah dan
masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam masyarakat atau membawa
masyarakat ke dalam sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis
masyarakat:
a.
Pembelajaran berorientasi pada
masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber pada buku teks.
b.
Disiplin kelas berdasarkan
tanggungjawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan.
c.
Metode mengajar terutama
dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan
kebutuhan sosial atau kelompok.
d.
Bentuk hubungan atau kerjasama
sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber masyarakat, menggunakan
sumber-sumber tersebut, dan memperbaiki masyarakat tersebut.
e.
Strategi pembelajaran meliputi
karyawisata, manusia(nara sumber), survei masyarakat, berkemah, kerja lapangan,
pengabdian masyarakat, KKN, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah pusat
masyarakat.
Kegiatan siswa dan guru
Kegiatan siswa, mustinya mempertimbangkan pemberian
peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan,
di bawah bimbingan guru. Dan materi pembelajarnnya pun harus dapat memberikan pembekalan
kemampuan atau kecakapan kepada peserta didik dan mempunyai serta dapat hidup
mandiri dengan menggunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah
dipelajari.
Guru dalam kurikulum berbasis masyarakat berperans
sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina, konsultan, sebagai mitra kerja
yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Sehingga menghasilkan lulusan yang
memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk dignakan dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam
sekitar.
Penilaian dalam kurikulum berbasis pada masyarakat
Penilaian ini dilakukan secara
terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu disebut penilaian
berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa
(fortofolio), hasil karya (penugasan), kinerja, dan tes tertulis. Guru menilai
kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi
siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Semua sumber di masyarakat
sebagai laboratorium untuk praktik sesuai kepentingan pembelajaran siswa.
Masyarakat secara keseluruhan memiliki berbagai dimensi seperti: keluarga,
teknologi, ekonomi, politik, budaya, sosial dan kehidupan lainnya.
Pengembangan
Kurikulum Berbasis Masyarakat
Komponen-komponen kurikulum berbasis masyarakat:
- Tujuan dan filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
- Analisis kebutuhan masyarakat sekitar termasuk kebutuhan siswa.
- Tujuan kurikulum.
- Pengorganisasian dan implementasi kurikulum.
- Tujuan pembelajaran.
- Strategi pembelajaran mencakup model-model pembelajaran.
- Teknik evaluasi (proses dan produk).
- Implementasi strategi pembelajaran.
- Penilaian dalam pembelajaran dan
- Evaluasi program kurikulum.
3. Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu merupakan
kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun klasikal aktif menggali
dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik bermakna dan otentik.
Semuanya menekankan pada cara menyampaikan pelajarn yang bermakna dengan
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu
diharapkan para siswa memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dengan cara
mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran lain.
Pengertian
Kurikulum Berhubungan dan Berisi Keterpaduan
Pendekatan keterpaduan merupakan
suatu sistem totalitas yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan dan
berinteraksi baik antar komponen dengan komponen maupun antar komponen dengan
keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan
demikian, pendekatan sistem menitik beratkan
pada keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi antara
bagian-bagian dengan keseluruhan. Konsep keterpaduan pada hakekatnya menunjuk
pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelngkapan, kompleks, yang ditandai oleh
interaksi dan interpendensi anatar komponen-komponennya. Ini berarti
organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum yang meniadakan
batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam
bentuk unit atau keseluruhan.Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan
kemungkinan belajar bagi para siswa.
Komponen
Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Komponen kurikulum berbasis
keterpaduan saling berkaitan yaitu sub sistem masukan yakni siswa, sub sistem
proses yakni metode, materi dan masyarakat, sub sistem produk yakni lulusan
yang dikaitkan komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing komponen saling
berkaitan, pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka untuk mencapai
tujuan.
Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang
memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai dengan kebutuhan dan
harapan kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi tujuan intrinsik dan
ekstrinsik.
Komponen metode terdiri dari program pembelajarn,
metode penyajian, bahan dan media pendidikan. Sedangkan komponen materi terdiri
dari fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan dan biaya. Komponen evaluasi
untuk menilai keberhasilan proses kurikulum dan ketercapaian tujuan kurikulum.
Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan summatif. Komponen umpan balik berguna untuk memberikan informasi dalam rangka umpan
balik demi perbaikan sistem kurikulum. Komponen masyarakat merupakan masukan
eksternal dalam bidang sosial dan budaya, yang berfungsi sebagai faktor
penunjang dan turut mewarnai pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
Karakteristik
Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu merupakan bentuk
kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan demikian,
kurikulum terpadu mengintegrasikan komponen mata pelajaran sehingga batas-batas
mata pelajaran tersebut sudah tidak nampak lagi, dikarenakan telah dirumuskan
dalam bentuk masalah atau unit.
Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu:
berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi pancasila, berdasarkan psikologi
belajar Gestalt, berdasarkan landasan sosiologis dan sosio kultural,
berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan pertumbuhan peserta
didik, ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada, sistem
penyampainnya dengan menggunakan sistem pengajaran unit yakni unit pengalaman
dan unit mata pelajaran dan peran guru sama aktifnya dengan peran peserta
didik, bahkan peran siswa lebih menonjol dan guru cenderung berperan sebagai
pembimbing atau fasilitator.
Prosedur
Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu yang berangkat dari bentuk rencana
umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit. Rencana umum yang
dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada bidang masalah,
idea, core atau thema tertentu yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu
pengajaran unit.
Dengan perkataan lain, resource unit adalah unit-unit
yang telah siap dibuat dan disusun secara umum, lengkap dan luas serta
merupakan reservoir bagi pengembangan pembelajaran unit.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Inovasi
Kurikulum merupakan suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi
bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk
memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi dilakukan apabila
guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan
diperlukan.
Sampai saat
ini telah mengalami perubahan penyempumaan (inovasi) kurikulum mulai dari
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Implernentasi suatu inovasi kurikulum
dimaksudkan untuk mengikuti
perkembangan jaman dan meningkatkan mutu suatu satuan pendidikan. Namun, sering
inovasi-inovasi tersebut mengalami kegagalan dan tidak pernah
diimplementasikan. Inovasi
kurikulum ini bukan hanya perubahan pemikiran, tetapi yang paling penting
adalah perubahan perilaku dalam pembelajaran. cepat atau lambatnya suatu
inovasi diterima oleh masyarakat atau sekolah tergantung pada karakteristik
inovasi.
B.
REKOMENDASI
Dari beberapa kajian dalam makalah yang kami buat, kami merekomendasikan
pernyataan sebagai berikut:
- Setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut.
- Kompetensi harus didemonstrasikan sesuai dengan standar yang ada di lapangan kerja.
- Dinamika masyarakat yang semakin berkembang namun tetap pada koridor yang semustinya, pengetahuan dan tekhnologi berkembang, namun tidak mengurangi kebiasaan serta pola-pola kehidupan masyarakat sebelumnya.
Daftar pustaka
http://edukasi.kompasiana.com/2012/03/25/konsep-dasar-dan-inovasi-pengembangan-kurikulum-444935.html
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/INOVASI_PENDIDIKAN/Modul_4-Inovasi_Kurikulum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar