Minggu, 17 November 2013

inovasi kurikulum



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perkembangan pendidikan akan seiring sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat selalu berkembang. Terdapat kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi ada pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dan perkembangan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
Mobilitas yang tinggi mempercepat segala aspek kehidupan dan pemerataan pembangunan antara pusat dan daerah. Komunikasi yang sangat cepat, lancar, dan akurat memudahkan seseorang memperoleh informasi yang sangat berharga bagi kepentingan bisnis, pemerintahan, pendidikan dan hobi. Produk yang sangat nampak terjadi proses pembaruan, pertentangan atau konflik antara sektor budaya, sosial dan agama. Melalui proses akulturasi , pertentangan, konflik kepentingan seharusnya dapat dikurangi secara perlahan.
Inovasi sebagai salah satu bentuk perubahan yang berkembang di masyarakat, inovasi terkait dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak hasil dari inovasi. Inovasi diartikan sebagai penemuan dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invensi untuk mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup discovery dan invensi.
Inovasi dapat menjadi positif atau negatif apabila inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang. Proses Inovasi berkaitan dengan bagaimana suatu inovasi itu terjadi, di sini ada unsure keputusan yang mendasarinya, oleh karena itu proses inovasi dapat dimaknai sebagai proses keputusan Inovasi (Innovation decision Process).
Kita selalu menggunakan kurikulum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap menit kita mempunyai tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tugas itu selalu dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan hasilnya memuaskan. Dalam konteks global, khususnya dalam pengembangan kurikulum secara nasional, antar negara, kurikulum nasional yang akan dianut, kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sehingga inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.
Intinya dalam inovasi kurikulum dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan diperlukan. Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa mereka mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-gemborkan sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain.
Tujuan kurikulum adalah:
1)      Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang dinilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
2)      Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup dimasyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3)      Membekali siswa agar hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.



B.     Rumusan Masalah
Dari rumusan permasalahan dan tujuan dari inovasi dan kurikulum di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk:
1.      Merumuskan pengertian inovasi kurikulum.
2.      Konsep dan Inovasi Pengembangan Kurikulum
3.      Mendefinisikan karakteristik dalam inovasi kurikulum.
4.      Merumuskan substansi perubahan kurikulum.
5.      Menguraikan pengembangan kurikulum berbasis masyarakat.

C.     Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah pengembangan inovasi kurikulum yang sesuai dengan substansi yang ada. Adapun metode penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah metode deskiptif, dimana penulis memadukan dari beberapa rekomendasi serta literatur baik melalui situs internet maupun kajian pustaka.
D.    Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengusung beberapa kajian seperti Pendahuluan, kemudia kajian tema pokok seperti pengertian dari inovasi kurikulum itu sendiri serta inovasi kurikulum berbasis kompetensi, inovasi kurikulum berbasis masyarakat dan inovasi kurikulum berbasis keterpaduan, disertai dengan kajian empirik saat ini, dan yang terakhir adalah kesimpulan. Inti dari salah satu sub tema di atas adalah sikap terhadap sebuah perubahan dalam kurikulum di setiap jenjang dan jalur pendidikan. Tidak setiap sekolah dapat menerima perubahan kurikulum yang dilakukan oleh sekolah lain, sebuah inovasi kurikulum dapat dilakukan sesuai sekolah atau jenjang tertentu, tidak berarti bahwa sebuah inovasi dapat dilakukan setara dengan sesuatu yang diharapkan.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Inovasi Kurikulum
Inovasi dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan diperlukan. Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya).
Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat). Inovasi adalah an idea, practice or object thatperceived as new by an individual or other unit of adoption. Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan. Inovasi dapat berupa  ide, proses dan produk dalam berbagai bidang.
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sementara itu inovasi dalam teknologi juga perlu diperhatikan mengingat banyak hasil-hasil teknologi yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti penggunaannya untuk teknologi pembelajaran, prosedur supervise serta pengelolaan informasi pendidikan yang dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan pendidikan. Inovasi dapat berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi dilakukan dengan tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Subandiyah, 1992:80).
Sehingga inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi sendiri terkait dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan menolak hasil dari inovasi.
Ibrahim (1988: 71-73) menyebutkan bahwa tipe keputusan inovasi pendidikan termasuk didalamnya inovasi kurikulum dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
1.      Keputusan inovasi pendidikan opsional, yang mana pemilihan menerima atau menolak inovasi berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sosial lain;
2.      Keputusan inovasi pendidikan kolektif, yang mana pemilihan menerima dan menolak inovasi berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama atas kesepakatan antar anggota sistem sosial;
3.      Keputusan inovasi pendidikan otoritas, yang mana pemilihan untuk menerima dan menolak inovasi yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang dan kemapuan yang lebih tinggi daripada anggota lain dalam sistem sosial;
4.      Keputusan inovasi pendidikan kontingen, yang mana pemilihan untuk menerima atau menolak keputusan inovasi pendidikan baru dapat dilakukan setelah ada keputusan yang mendahuluinya.
Kita selalu menggunakan kurikulum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap menit kita mempunyai tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tugas itu selalu dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan hasilnya memuaskan.
Salah satu usaha yang amat besar dalam memperbaharui kurikulum terjadi pada kurun waktu tahun enam puluhan (1960-an), khususnya setelah peluncuran pesawat sputnik Uni Sovyet. Amerika Serikat sangat tertantang dan yang pertama dibenahi dan disempurnakan adalah kurikulum persekolahannya. Saat itulah disebut era pembaharuan kurikulum. Pembaharuan kurikulum mencakup semua aspek kurikulum, seperti mata perlajaran, isi atau konten, proses belajar mengajar, metode, pengelolaan waktu yang lebih baik, dan perolehan hasil belajar siswa. tentu yang lebih baik.
Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut. Sering terjadi sekolah menerima suatu perubahan tanpa memperhitungkan mengapa mereka mengadopsinya, apa dampak perubahan itu bagi guru, siswa, dan masyarakat luas. Kemudian, sekolah yang dijadikan ajang pembaharuan itu digembor-gemborkan sebagai suatu model yang akan menjadi contoh bagi sekolah lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk memastikan apakah satu sekolah perlu melakukan suatu perubahan.
B.     Konsep dan Inovasi Pengembangan Kurikulum
Beberapa faktor yang dijadikan landasan dalam merencanakan kurikulum yaitu:
1.      pertama asas filosofis yang berkenaan dengan sistem nilai, pandangan, dan norma suatu masalah.
2.      Kedua, asas psikologis yang berkenaan dengan cara belajar siswa dan factor yang menghambat.
3.      Ketiga, asas sosiologis berkenaan dengan penyampaian kurikulum dalam masyarakat, apakah sudah sesuai atau belum terhadat tuntutan masyarakat.
4.      Terakhir, asas organisasi berkenaan dengan bentuk penyajian bahan pelajaran.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pengembangan kurikulum yaitu pertama prinsip relevansi dan pemecahan masalah yaitu disusun sesuai kebutuhan hidup siswa, sehingga berguna nantinya. Kedua, prinsip efektivitas dan motif yaitu dijadikan pendorong agar tercapai kurikulum tersebut. Ketiga, prinsip efisiensi dan latar yaitu memanfaatkan segala sesuatu yang ada. Keempat, prinsip kontinyuitas yaitu materi disampaikan dari dari tingkat dasar kemudian berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Kelima, prinsip fleksibilitas dan perbedaan individu yaitu kemungkinan siswa berkembang untuk memiliki alternatif lain untuk dapat melayani perbedaan individu. keenam, prinsip belajar sambil bekerja yaitu dimana individu mengalami langsung apa yang dia pelajari. Terakhir, prinsip menemukan bertujuan agar siswa dapat menemukan fakta dari apa yang dia pelajari.
Untuk mewujudkan pengajaran perlu dilakukan pengembangan. Di tingkat nasional, kurikulum dikembangkan dengan sistem sentralisasi. Tingkat daerah, perlu dikembangkan kurikulum muatan lokal. Tingkat sekolah, meliputi pengembangan program catur wulan, mingguan, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler. Tingkat kelas, berupa penyusunan Satuan Pelajaran dengan pedoman GBPP.
Masalah-masalah yang terjadi dalam inovasi kurikulum dibedakan menjadi empat :
1.      masalah relevansi pendidikan berkaitan dengan tujuan tuntutan di era modern.
2.      masalah mutu berkaitan dengan peningkatan aspek pendidikan demi menghasilkan lulusan yang berkualitas.
3.      masalah efisiensi yang berkaitan dengan usaha memanfaatkan kesempatan dalam proses pendidikan.
4.      pemerataan pendidikan yaitu member kesempatan pada mereka yang belum pernah mengenyam pendidikan dengan sistem desentralisasi.
Dalam penyusunan kurikulum, perlu diperhatikan struktur materi. Hubungan vertikal yakni materi pengajaran berkaitan dengan waktu. Hubungan horizontal, yaitu materi pengajaran dalam kelas berkaitan antara materi pelajaran lainnya. Dan, terdapat tiga kriteria dalam struktur materi, yaitu berkesinambungan, berurutan, dan keterpaduan.
Inovasi dalam pendekatan belajar mengajar dapat dilakukan antara lain, pertama pengalaman belajar yang merupakan aktivitas siswa dalam menangkap dan mengembangkan materi yang disampaikan guru. Kedua, cara belajar siswa aktif yaitu perubahan posisi siswa dari objek belajar menjadi subjek yang belajar dengan melibatkan keaktifan mentalnya (menyukai materi), intelektualnya (cara berpikir), dan sosialnya (mendiskusikan materi dengan teman). Dan yang ketiga, belajar proses yaitu belajar tidak harus selalu dihafal tetapi bagaimana proses penerimaan materi.
Guru memerlukan inovasi dalam penyampaian materi. Sistem penyampaian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem modul dan sistem paket belajar. Sistem modul bertujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri dan guru sebagai pembimbing, sehingga ada kesempatan bagi mereka yang ada di daerah terpencil. Sistem paket belajar bertujuan agar siswa mendapat bekal keterampilan yang berguna bagi hidupnya kelak.
Kemudian, inovasi sistem penilaian pada evaluasi pembelajaran dibagi menjadi enam cara yaitu tes non kertas (tes non tertulis), tes dalam kondisi wajar (penilaian secara diam-diam), tes home tes (berupa pekerjaan rumah/ PR), performance (praktik), portofolio (pengumpulan tugas-tugas dalam kurun waktu tertentu), rubrik (penilaian menggunakan kriteria tertentu berdasarkan kinerja pembelajaran).
C.    Beberapa pengembangan inovasi kurikulum diindonesia

1.      Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi kurikulum. Kemunculannya seiring dengan munculnya semangat reformasi pendidikan, diawali dengan munculnya kebijakan Pemerintah. Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan keahlian dan keterampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya.
a.1 Pengertian Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dan mengembangkan sekolah (Depdiknas, 2002).
KBK berorientasi bahwa siswa bukan hanya memahami materi pelajarn untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja, melainkan bagaimana pengetahuan itu dipahaminya dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam kehidupan nyata. Gordon (1988) menyarankan beberapa aspek yang harus terkandung dalam kompetensi adalah: pengetahuan (knowledge), yaitu pengetahuan untuk melakukan proses berfikir. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu. Keterampilan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas yang dibebankan. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan mewarnai dalam segala tindakannya. Sikap ( attitude), yaitu perasan atau reaksi terhadap suatu rangsang yang datang dari luar, perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu masalah. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan untuk mempelajari materi pelajaran.
a.2  Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Dalam KBK siswa tidak sekedar dituntut untuk memahami sejumlah konsep, akan tetapi bagaimana konsep yang dipelajari berdampak pada perilaku dan pola pikir dan bertindak sehari-hari. Dan dalam KBK pun menghargai bahwa setiap siswa memiliki kemampuan, minat dan bakat yang berbeda sehingga  diberikan peluang kepada siswa tersebut untuk belajar sesuai dengan keberagaman dan kecepatan masing-masing. Oleh karena itu dalam KBK, proses pembelajaran harus didesain agar dapat melayani setiap keberagaman tersebut.
Karakteristik Utama KBK sebagai sebuah  Kurikulum:
  1. KBK memuat sejumlah kompetensi dasar sebagai kemampuan standar minimal yang harus dikuasai dan dicapai siswa.
  2. Implementasi pembelajaran dalam KBK menekankan pada proses pengalaman dengan memperhatikan keberagaman setiap individu.
  3. Evaluasi dalam KBK menekankan pada evaluasi dan proses belajar.
Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih rinci, yaitu:
  1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal, artinya isi KBK intinyasejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
  2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi adasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda setiap siswa.
  3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan keberagaman siswa.
  4. Sumber belajar bukan hanya untuk guru, tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
  5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatkan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
Setelah memahami karakteristik KBK, maka sebenarnya apa yang ingin dicapai oleh KBK adalah mengembangkan peserta didik untuk menghadapi perannya di masa mendatang dengan cara mengembangkan sejumlah kecakapan hidup. Kecakapan hidup merupakan kecakapan yang harus dimiliki seseorang untuk terbiasa berani menghadapi problem kehidupan secara wajar kemudian secara kreatif mencari solusi untuk mengatasinya.
a.3  Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses kompleks dan melibatkan berbagai faktor terkait. Pengembangan KBK memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa paduan: pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. penerapan KBK memungkinkan guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Karena itu peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan sejumlah kompetensi tertentu sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke penguasaan sejumlah kompetensi berikutnya.
Asas Pengembangan KBK
  1. Asas Filisofis
Berkenaan dengan nilai yang berlaku di masyarakat. Sistem nilai erat kaitannya dengan arah dan tujuan yang musti tercapai. Itu sebabnya dalam KBK, filsafat sebagai sistem nilai menjadi sumber utama dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Di Indonesia sistem nilai yang berlaku adalah Pancasila. Dengan demikian isi KBK yang disusun harus memuat dan mencerminkan tentang kandungan nilai-nilai pancasila.
2.      Asas Psikologis
Berhubungan deng aspek kejiwaan dan perkembangan peserta didik. Secara psikologis anak didik memiliki perbedaan baikminat, bakat maupun potensiyang dimilikinya. Dengan demikian baik tujuan, isi maupun strategi pengembangan KBK harus memperhatikan kondisi tahapan perkembangan dan psikologi belajar peserta didik.

3.      Asas Sosiologis
Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Karena itu kurikulum sebagai alat da pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Ketiga asas tersebut merupakan landasan pokok KBK sebagai pedoman dan perangkat perencanaan, implementasi dan pelaksanaan yang dibingkai oleh tiga sisi yang sama-sama penting.
Prinsip Pengembangan KBK
Proses pengembangan KBK harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip pengembangan KBK sebagai berikut:
  1. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan penghayatan nilai-nilai budaya.
  2. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika.
  3. Penguatan integritas nasional.
  4. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi.
  5. Pengembangan kecakapan hidup yang meliputi keterampilan diri, keterampilan berpikir rasional, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
  6. Pilar pendidikan.
  7. Komprehensif dan berkesinambungan.
  8. Belajar sepanjang hayat.
  9. Diversifikasi kurikulum.
Implikasi KBK terhadap Pengembangan Aspek Pembelajaran
Pengembangan Rancangan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus berorientasi pada siswa sebagai subjek bukan sebagai objek pembelajaran.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang kegiatan pembelajaran, diantaranya:
  1. Rancangan kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah, menemukan sendiri pengetahuan. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang agar siswa dapat mengembangkan keterampilan dasar mata pelajaran yang bersangkutan.
  2. Rancangan pembelajarn harus disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana pembelajarn yang tersedia.
  3. Pembelajarn harus dirancang dengan mengordinasikan berbagai pendekatan belajar.
  4. Pembelajaran harus dapat memberikan pelayanan terhadap kebutuhan individual siswa seperti bakat, minat, kemampuan, latar belakang sosial ekonomi.
  5. Pengembangan Proses Pembelajaran
KBK sebagai sebuah kurikulum yang menekankan kepada pencapaian kompetensi, memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran yang musti dilakukan guru dan siswa. Konteks pembelajaran yang diinginkan KBK, guru bertindak dan berusaha menyediakan waktu dan tempat agar siswa belajar. Proses pembelajarn tidak hanya diarahkan semata-mata agar siswa mampu menguasai sejumlah materi pembelajaran akan tetapi pembelajaran lebih diarahkan kepada penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum.
Pengembangan Evaluasi
Evaluasi merupakan proses memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan seperti orang, benda, kegiatan, keadaan kesatuan tertentu. Karakteristik evaluasi meliputi, pertama evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan, kedua proses tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai. Evaluasi suatu proses, evaluasi terdiri dari pengumpulan data dan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan pembuatan keputusan tentang hasil belajar siswa berdasarkan informasi yang telah diperoleh. Sebagai bentuk kurikulum yang menghendaki ketercapaian kompetensi, aspek alat dan bentuk penilaian harus dilakukan seimbang baik tes maupun non tes sesuai dengan fungsi evaluasi sebagai fungsi formatif maupun sumatif. Kedua fungsi evaluasi ini sangat penting artinya sebagai jawaban penerapan diberlakukannya KBK.

2.      Inovasi Kurikulum Berbasis Mayarakat
Perkembangan pendidikan anak sejalan dengan dinamika masyarakatnya, karena ciri masyarakat selalu berkembang. Ada kelompok masyarakat yang berkembang sangat cepat, tetapi ada pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dari perkembangan teknologi, komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat akan berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan bahkan pola-pola kehidupan.
Pengertian Kurikulum Berbasis Masyarakat
Kurikulum berbasis masyarakat yang bahan dan objek kajiannya kebijakan dan ketetapan yang dilakukan di daerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan alam, sosial, ekonomi, budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dipelajari oleh siswa di daerah tersebut. Bagi siswa berguna untuk memberikan kemungkinan dan kebiasaan untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal. Kemungkinan lain mencegah dari keterasingan lingkungan, terbiasa dengan budaya dan adat istiadat setempat dan berusaha mencintai lingkungan hidup, sehingga sebutan kurikulum ini disebut kurikulum berbasis wilayah.
Tujuan:
  1. Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang nilai ekonominya tinggi di daerah tersebut.
  2. Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi bekal hidup mereka di masyarakat, seandainya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
  3. Membekali siswa agar bisa hidup mandiri, serta dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat memiliki beberapa keuntungan antara lain: pertama, kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat setempat. Kedua, kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik kemampuan finansial, profesional maupun manajerial. Ketiga, disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya. Keempat, ada motivasi kepada sekolah khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum.
Karakteristik Kurikulum Berbasis Masyarakat
Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk kurikulum yang memadukan antara sekolah dan masyarakat dengan cara membawa sekolah ke dalam masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis masyarakat:
a.       Pembelajaran berorientasi pada masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan belajar bersumber pada buku teks.
b.      Disiplin kelas berdasarkan tanggungjawab bersama bukan berdasarkan paksaan atau kebebasan.
c.       Metode mengajar terutama dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk memenuhi kebutuhan perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok.
d.      Bentuk hubungan atau kerjasama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari sumber-sumber masyarakat, menggunakan sumber-sumber tersebut, dan memperbaiki masyarakat tersebut.
e.       Strategi pembelajaran meliputi karyawisata, manusia(nara sumber), survei masyarakat, berkemah, kerja lapangan, pengabdian masyarakat, KKN, proyek perbaikan masyarakat dan sekolah pusat masyarakat.

Kegiatan siswa dan guru
Kegiatan siswa, mustinya mempertimbangkan pemberian peluang bagi siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan sendiri pengetahuan, di bawah bimbingan guru. Dan materi pembelajarnnya pun harus dapat memberikan pembekalan kemampuan atau kecakapan kepada peserta didik dan mempunyai serta dapat hidup mandiri dengan menggunakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dipelajari.
Guru dalam kurikulum berbasis masyarakat berperans sebagai fasilitator, sumber belajar, pembina, konsultan, sebagai mitra kerja yang memfasilitasi siswa dalam pembelajaran. Sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk dignakan dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar.
Penilaian dalam kurikulum berbasis pada masyarakat
Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK ini dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (fortofolio), hasil karya (penugasan), kinerja, dan tes tertulis. Guru menilai kompetensi dan hasil belajar siswa berdasarkan tingkat pencapaian prestasi siswa selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Semua sumber di masyarakat sebagai laboratorium untuk praktik sesuai kepentingan pembelajaran siswa. Masyarakat secara keseluruhan memiliki berbagai dimensi seperti: keluarga, teknologi, ekonomi, politik, budaya, sosial dan kehidupan lainnya.
Pengembangan Kurikulum Berbasis Masyarakat
Komponen-komponen kurikulum berbasis masyarakat:
  1. Tujuan dan filsafat pendidikan dan psikologi belajar.
  2. Analisis kebutuhan masyarakat sekitar termasuk kebutuhan siswa.
  3. Tujuan kurikulum.
  4. Pengorganisasian dan implementasi kurikulum.
  5. Tujuan pembelajaran.
  6. Strategi pembelajaran mencakup model-model pembelajaran.
  7. Teknik evaluasi (proses dan produk).
  8. Implementasi strategi pembelajaran.
  9. Penilaian dalam pembelajaran dan
  10. Evaluasi program kurikulum.



3. Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun klasikal aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik bermakna dan otentik. Semuanya menekankan pada cara menyampaikan pelajarn yang bermakna dengan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu diharapkan para siswa memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu pelajaran dengan pelajaran lain.
Pengertian Kurikulum Berhubungan dan Berisi Keterpaduan
Pendekatan keterpaduan merupakan suatu sistem totalitas yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi baik antar komponen dengan komponen maupun antar komponen dengan keseluruhan, dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan sistem menitik beratkan pada keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan interaksi antara bagian-bagian dengan keseluruhan. Konsep keterpaduan pada hakekatnya menunjuk pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelngkapan, kompleks, yang ditandai oleh interaksi dan interpendensi anatar komponen-komponennya.  Ini berarti organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.Kurikulum terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para siswa.
Komponen Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Komponen kurikulum berbasis keterpaduan saling berkaitan yaitu sub sistem masukan yakni siswa, sub sistem proses yakni metode, materi dan masyarakat, sub sistem produk yakni lulusan yang dikaitkan komponen evaluasi dan umpan balik. Masing-masing komponen saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi satu sama lain dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Komponen lulusan adalah produk sistem kurikulum yang memenuhi harapan kuantitas yakni jumlah lulusan sesuai dengan kebutuhan dan harapan kualitas yakni mutu lulusan ditinjau dari segi tujuan intrinsik dan ekstrinsik.
Komponen metode terdiri dari program pembelajarn, metode penyajian, bahan dan media pendidikan. Sedangkan komponen materi terdiri dari fasilitas, sarana dan prasarana, perlengkapan dan biaya. Komponen evaluasi untuk menilai keberhasilan proses kurikulum dan ketercapaian tujuan kurikulum. Evaluasi dilaksanakan dalam bentuk evaluasi formatif dan summatif. Komponen umpan balik berguna untuk memberikan informasi dalam rangka umpan balik demi perbaikan sistem kurikulum. Komponen masyarakat merupakan masukan eksternal dalam bidang sosial dan budaya, yang berfungsi sebagai faktor penunjang dan turut mewarnai pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan.
Karakteristik Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan. Dengan demikian, kurikulum terpadu mengintegrasikan komponen mata pelajaran sehingga batas-batas mata pelajaran tersebut sudah tidak nampak lagi, dikarenakan telah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.
Ciri-ciri bentuk organisasi kurikulum terpadu: berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi pancasila, berdasarkan psikologi belajar Gestalt, berdasarkan landasan sosiologis dan sosio kultural, berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan pertumbuhan peserta didik, ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada, sistem penyampainnya dengan menggunakan sistem pengajaran unit yakni unit pengalaman dan unit mata pelajaran dan peran guru sama aktifnya dengan peran peserta didik, bahkan peran siswa lebih menonjol dan guru cenderung berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.
Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Keterpaduan
Kurikulum terpadu yang berangkat dari bentuk rencana umum dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit. Rencana umum yang dimaksudkan adalah organisasi kurikulum yang berpusat pada bidang masalah, idea, core atau thema tertentu yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu pengajaran unit.
Dengan perkataan lain, resource unit adalah unit-unit yang telah siap dibuat dan disusun secara umum, lengkap dan luas serta merupakan reservoir bagi pengembangan pembelajaran unit.
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Inovasi Kurikulum merupakan suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi dilakukan apabila guru benar-benar menyakini bahwa pembaharuan itu memang harus dilakukan dan diperlukan.
Sampai saat ini telah mengalami perubahan penyempumaan (inovasi) kurikulum mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Implernentasi suatu inovasi kurikulum dimaksudkan untuk mengikuti perkembangan jaman dan meningkatkan mutu suatu satuan pendidikan. Namun, sering inovasi-inovasi tersebut mengalami kegagalan dan tidak pernah diimplementasikan. Inovasi kurikulum ini bukan hanya perubahan pemikiran, tetapi yang paling penting adalah perubahan perilaku dalam pembelajaran. cepat atau lambatnya suatu inovasi diterima oleh masyarakat atau sekolah tergantung pada karakteristik inovasi.
B.     REKOMENDASI
Dari beberapa kajian dalam makalah yang kami buat, kami merekomendasikan pernyataan sebagai berikut:
  1. Setiap sekolah dituntut berperan dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut.
  2. Kompetensi harus didemonstrasikan sesuai dengan standar yang ada di lapangan kerja.
  3. Dinamika masyarakat yang semakin berkembang namun tetap pada koridor yang semustinya, pengetahuan dan tekhnologi berkembang, namun tidak mengurangi kebiasaan serta pola-pola kehidupan masyarakat sebelumnya.
Daftar pustaka

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/INOVASI_PENDIDIKAN/Modul_4-Inovasi_Kurikulum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar