Selasa, 25 Desember 2012

penilaian kinerja


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar belakang masalah
Implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan membawa implikasi terhadap sistem penilaian, termasuk model dan teknik penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Penilaian hasil belajar pada Sekolah Menengah atas, selain dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah juga oleh masyarakat (Du/Di). Penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan merupakan penilaian internal (internal assessment) dalam rangka penjaminan mutu, sedangkan penilaian oleh pemerintah dan masyarakat (Du/Di) merupakan penilaian eksternal (external assessment) sebagai pengendali mutu.

Penilaian merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dengan kegiatan belajar    pada    umumnya,    karena    efektivitas    kegiatan    belajar    mengajar bergantung kepada kegiatan evaluasi. Kegiatan belajar mengajar akan efektif bila di dukung oleh penilaian yang efektif.
Kenyataan menunjukkan bahwa seorang guru melakukan kegiatan penilaian hanya untuk memenuhi kewajiban formal, yaitu menentukan nilai bagi siswanya. Artinya, masih banyak guru yang kurang memahami dengan benar untuk tujuan apa dari kegiatan penilaian yang telah dilakukannya. Penilaian kinerja siswa merupakan salah satu alternatif penilaian yang difokuskan pada 2 aktivitas pokok, yaitu: observasi proses saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan evaluasi hasil cipta atau produk. Penilaian bentuk ini dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan aktivitas di kelas atau menciptakan suatu hasil karya sesuai dengan tujuan
pembelajaran.

Untuk itu perlu adanya sebuah model penilaian yang tidak hanya menjadikan momen ujian sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran, tetapi perlu adanya sebuah evaluasi yang benar-benar bias mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi. Model penilaian yang ditawarkan untuk penilaian berbasis kelas yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran yaitu melaluipengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya siswa (produk), penugasan kepada siswa (proyek), kinerja siswa (performance), maupun tes tertulis (paper and pensil test).

1.2. Tujuan penulisan makalah

1.      Memberikan pemahaman mengenai penilaian kinerja.
2.      Mengetahui kelebihan penilaian kinerja.
3.      Mengetahui cara pembuatan penilaian kinerja,




















BAB II
PEMBAHASAN
PENILAIAN KINERJA


2.1. Pengertian Penilaian
Penilaian dari sudut pandang bahasa, penilaian dapat diartikan  sebagai  proses  menentukan  nilai  suatu  objek.  Asesmen  hasil  belajar pada  perkembangannya  memperlihatkan  bahwa  tes  hanyalah  salah  satu  cara untuk  mengumpulkan informasi tentang hasil belajar siswa. Dari hasil belajar siswa ini dapat diambil informasi yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan  keputusan.   

Arikunto  (2009:  3)  mengemukakan bahwa: "Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu  dengan  ukuran  baik  dan  buruk.  Dalam  hal  ini,  penilaian  lebih  difokuskan pada penilaian hasil belajar siswa". Proses ini dimulai dengan melakukan pengukuran terhadap hasil belajar siswa. Dalam kegiatan pengukuran hasil belajar siswa digunakan alat ukur baik berbentuk tes maupun nontes.

Menurut  Ralph  Tyler  penilaian  adalah  sebuah  proses pengumpulan data  untuk  menentukan  sejauh  mana,  dalam  hal  apa,  dan  bagaimana  tujuan pendidikan sudah tercapai. Definisi  yang  lebih  luas  dikemukakan  oleh  2  orang  ahli  lain,  yakni Cronbach  dan  Sufflebbeam  yang  mengatakan  bahwa  proses  evaluasi  bukan sekedar   mengukur   sejauh   mana   tujuan   tercapai,   tetapi   digunakan   untuk membuat keputusan,  dalam hal ini terkait dengan prestasi atau hasil belajar.

Popham   (dalam   Anwar,   1999:7)   menjelaskan   ada   empat   manfaat asesmen  atau    penilaian  yang  pada  prinsipnya  untuk  membantu  guru  dalam membuat   keputusan-keputusan   untuk   peningkatan   pembelajaran.   Asesmen siswa  sangat  bermanfaat  untuk:  (1)  mendiagnosis  kekuatan  dan  kelemahan siswa; (2) memonitor kemajuan siswa; (3) menetapkan grade siswa; (4) menetapkan  efektifitas  pembelajaran.

2.2.  Pengertian Penilaian Kinerja
Seperti  yang  telah  dikemukakan  di  atas,  salah  satu  tujuan  dilakukannya penilaian  adalah  untuk  mengetahui  hasil  belajar  yang  telah  dicapai  siswa.  Oleh karena  itu,  alat  penilaian  yang  digunakan  hendaknya  mampu  mengungkap  hasil belajar siswa secara menyeluruh. Untuk melengkapi informasi hasil belajar siswa tersebut,  selain  berupa  tes  obyektif,  perlu  dilakukan  penilaian  terhadap  kinerja siswa.

Tentunya tidak semua model penilaian tersebut bisa diterapkan pada seluruh mata pelajaran. Untuk mata pelajaran Pendidikan fisika terutama pada materi-materi yang terkait dengan kinerja siswa, maka guru menggunakan performance.

Stiggins  (1994:  160)  mengemukakan  bahwa  "Performance  assessments involve  students  in  activities  that  require  the  demonstration  of  certain  skills and/or   the   creation   of   specified   products."   Penilaian   kinerja   (performance assessment)  merupakan  penilaian  yang  melibatkan  siswa  dalam  suatu  kegiatan yang   menuntut   siswa   unjuk   kemampuan   baik   dalam   keterampilan   dan   atau berkreasi    mengenai    produk    tertentu    sebagai    perwujudan    dari    penguasaanpengetahuan.

Penilaian kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana yang telah dilakukan dalam suatu program. Pemantauan didasarkan pada kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut.

Sedangkan menurut Popham (1994:139) mengemukakan bahwa dalam penilaian kinerja siswa, guru menghendaki respon yang “Authentic” atau yang asli berupa aktivitas yang dapat diamati. Tugas yang diberikan bisa berbentuklisan atau tertulis, yang jenis tugasnya disesuaikan  dengan tujuan pembelajaran.

Sedangkan menurut Muslim Ibrahim, penilaian kinerja adalahsuatu cara mengajar  dan belajar yang melibatkan sekaligus proses dan produk guru sama halnya dengan siswa, terlibat di dalam aktivitas, dan sebagai hasilnya adalah perbuatan atau tindakan dan atau produk secara seimbang.

Selain definisi-definisi diatas, terdapat pula pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan penilaian kinerja adalah penampilan diri dalam kelompok dengan  evaluasi, dalam bentuk kedisiplinan, kerjasama, kepemimpinan, inisiatif, dan penampilan di depan umum.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Penilaian kinerja di kembangkan untuk mengetes kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya (apa yang mereka ketahui dan dapat yang dilakukan) pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu.

Penilaian performance tidak dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual siswa, melainkan untuk mengakses atau menilai penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah siswa pada suatu masalah atau tugas realistik.

2.3. Tujuan dan Fungsi Penilaian kinerja
Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan dan fungsi penilaian ada beberapa hal :
a. Tujuan Penilaian
Tujuan utama evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenal tingkat pencapaian tujua instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.

b. Fungsi Penilaian
1. Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain :
1. Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.
2. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
3. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
4. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

2. Penilaian berfungsi diagnostik
Untuk mengetahui sebab-sebab masalah yang dialami anak, guru melakukan pemeriksaan diagnosis. Diagnosis dilakukan dengan melakukan pengukuran menggunakan tes untuk mengetahui sumber masalahnya. Tes yang digunakan oleh guru untuk mendiagnosis masalah siswa merupakan tesyang berfungsi diagnostik. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya dengan  diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.

3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Pembelajaran individual membutuhkan guru, sarana, fasilitas, buku, tes, kurikulum, sistem evaluasi dan metode pembelajaran yang berbeda sehingga menjadi sangat mahal. Untuk mengatasinya maka siswa dikelompokkan dalam satu kelas dengan karakteristik yang serupa dan kebutuhan yang hamper sama. Pendidikan tidak dilakukan individual, tapi secara klasikal. Siswadikelompokkan ke dalam kelas-kelas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya. Penempatan siswa ke dalam kelompok kelas itu dilakukan berdasarkan hasil pengukuran menggunakan tes.

4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan .
Fungsi lain tes adalah mengukur keberhasilan. Pada akhir proses belajar mengajar, hasil yang dicapai siswa dalam proses itu diukur menggunakan tes untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pengukuran hasil dimaksud untuk melihat tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran dan membuat keputusan evaluasi berdasarkan hasil pengukuran. Dalam fungsi ini tes berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

2.4. Karakteristik Penilaian kinerja
Menurut Maertel, terdapat 2 karakteristik yang mendasari penilaian kinerja, yaitu:
a. Peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuan dalam mengkreatifitaskan suatu produk atau terlibat dalam aktivitas.
b. Produk dari evaluasi performance lebih penting dibandingkan dengan perbuatannya.

Dalam memilih, manakah yang dinilai, perbuatan atau produknya tergantung pada karakteristik domain yang diukur untuk pelajaran olah raga lari, perbuatan dan produknya merupakan 2 hal yang sama pentingnya untuk menjadi fokus perhatian. Sedangkan dalam creative writing produk merupakan fokus perhatiannya.

Untuk mengevaluasi apakah penilaian kinerja tersebut sudah dianggap berkualiatas baik, maka paling tidak harus memperhatikan tujuh kriteria di bawah ini :

a.      Generability
 apakah keterampilan peserta tes dalam melakukan tugas yang diberikan tersebut dapat digeneralisasikan atau dibandingkan dengan tugas-tugas lainnya dalam kehidupan sehari-hari? Semakin dapat digeneralisasikan tugas penilaian performance tersebut atau semakin dapat dibandingkan dengan tugas yang lainnya, maka semakin baik tugas tersebut. Hal ini terutama dalam kondisi bila para peserta tes diberi tugas-tugas dalam penilaian performance yang berlainan.

b.      Authentic
apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan hal yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari.

c.       Multiple fact
apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu kemampuan-kemampuan yang diinginkan.


d.      Teachability
apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas? Jadi, tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan harus relevan dengan materi atau keterampilan yang diajarkan guru di kelas.

e.       Fairness
apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes. Jadi tugas-tugas yang diberikan harus dipikirkan agar tidak bisa untuk semua jenis kelamin, suku bangsa, agama, atau status social ekonomi.

f.       Feasibility
apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian ini memang relevan untuk dapat dilaksanakan, mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu, atau peralatan-peralatannya.

g.      Scorability
apakah tugas yang diberikan nantinya dapat diskor dengan akurat dan reliabel? Karena memang salah satu yang sensitif dari penilaian penskorannya.

Menurut Muhammad Nur, agar mendapatkan alat evaluasi yang valid tugas-tugas kinerja harus memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Memusatkan pada elemen-elemen pengajaran yang penting
b. Sesuai dengan isi kurikulum yang diacu
c. Mengintegrasikan informasi, konsep, keterampilan, dan kebiasaan bekerja.
d. Melibatkan siswa
e. Mengaktifkan kemampuan siswa untuk bekerja
f. Layak dan pantas untuk seluruh siswa
g. Ada keseimbangan antara kerja kelompok dan kerja individu
h. Terstruktur dengan baik untuk memudahkan pemahaman
i. Memiliki produk yang autentik (dunia nyata)
j. Memiliki proses yang autentik
k. Memasukkan penilaian diri
l. Memungkinkan umpan balik dari orang lain

2.5. Target yang ingin di capai melalui penilaian kinerja
Stiggins (1994: 162) bahwa target yang dapat dicapai melalui penilaian kinerja meliputi:

a) Knowledge atau pengetahuan.
b) Reasoning yang berarti penalaran atau aplikasi pengetahuan untuk dapat memecahkan suatu masalah.
c)  Skill  yaitu  keterampilan  atau  kecakapan  siswa
d)  Product  yaitu berbagai macam karya cipta.
e) Affect yaitu sikap.

Cara penilaian ini dianggap lebih  otentik  daripada  tes  tertulis  karena  apa  yang  dinilai  lebih  mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Rencana  kerangka  penilaian  kinerja  menurut  Stiggins  (1994:  169)  dapat digambarkan melalui tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Rencana Kerangka Penilaian Kinerja
Faktor Disain
Pilihan
a.   Pencapaian Target

Tujuan Dasar
Perilaku untuk didemonstrasikan
Produk untuk diciptakan
Fokus Penilaian
Penilaian individu
Penilaian kelompok
Kriteria Kinerja

Mencerminkan aspek penilaian yang spesifik
b.   Pengembangan Tugas


Jenis Tugas
Tugas terstruktur
Tugas tidak terstruktur
Isi Tugas
Menggambarkan target, kondisi, dan standar
Jumlah Tugas

Mempertimbangkan    fungsi    tujuan,    target,
dan sumber daya yang tersedia
c.    Pelaksanaan Penilaian


Sistem Penilaian

Holistic
Analytical
Bentuk Penilaian
Daftar checklist
Skala bertingkat
Catatan anekdot
Catatan mental
Pelaksana Penilaian

Guru
Tenaga ahli di luar guru
Siswa      menilai      dirinya      sendiri      (self
asessment) Siswa menilai siswa lain ( peer assessment )

Ada  beberapa  hal  yang  perlu  dipertimbangkan  dalam  penilaian  kinerja yaitu: 

ü  langkah-langkah  kinerja  yang  diharapkan  dilakukan  peserta  didik  untuk menunjukkan  kinerja  dari  suatu  kompetensi
ü  kelengkapan  dan  ketepatan  aspek yang  akan  dinilai  dalam  kinerja  tersebut
ü  kemampuan-kemampuan  khusus  yang diperlukan  untuk  menyelesaikan  tugas
ü  upayakan  kemampuan  yang  akan  dinilai tidak  terlalu  banyak,  sehingga  semua  dapat  diamati
ü  kemampuan  yang  akan dinilai   diurutkan   berdasarkan   urutan   yang   akan   diamati.   (Pusat   Kurikulum Balitbang, 2007)
2.6. Tugas Kinerja ( Assessment Task) dan Kriteria Penskoran (Rubrics)

Ada  dua  komponen  penting  dalam  penilaian  kinerja,  yaitu  tugas  kinerja (assessment    task)    dan    kriteria    penskoran/rubrik    (rubric).    Tugas    kinerja (assessment task) dapat diartikan sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, sebagaimana yang dikemukakan Sapriati (2005: 2) sebagai berikut:

Tugas  kinerja  berupa  prosedur  kegiatan  yang  harus  dilakukan  dan  daftar kinerja yang harus dipertunjukkan siswa, dalam bentuk kegiatan atau proses dan  pernyataan  atau  deskripsi  atau  produk  tertulis  mengacu  pada  kegiatan praktikum yang dilakukan.

Tucker  (Marzano  et  al.,  1994:  15)  mengemukakan  bahwa  tugas  kinerja pada  dasarnya  terdiri  dari  tiga  bagian  yaitu  konteks,  petunjuk  bagi  siswa  dan audien (guru/siswa). Tugas-tugas yang diberikan hendaknya dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa

Tugas-tugas dalam penilaian kinerja menurut Zainul (Anwar, 2005) dapat berupa:

v  Computer  Adative  Testing,  menuntut  peserta  tes  untuk  mengekspresikan  diri
menunjukkan kemampuan yang nyata;
v  Tes  pilihan  ganda  yang  diperluas,  jawaban  yang  disertai  dengan  alasan  yang logis;
v  Open Ended Question, menuntut jawaban benar terpola;
v  Group Performance Assessment, tugas yang dikerjakan secara berkelompok;
v  Individual Performance Assessment, tugas yang dikerjakan secara individual;
v  Interview, wawancara yang menuntut jawaban lisan dari siswa;
v  Nontrational Test Items, perangkat respon yang mengharuskan siswa memilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan
v  Observasi;
v  Portofolio,  kumpulan  hasil  karya  siswa  yang  disusun  dalam  jangka  waktu tertentu;
v  Project,  Exhibition,  or  Demonstration,  penyelesaian  tugas  yang  kompleks dalam jangka waktu tertentu yang dapat memperlihatkan jenjang kemampuan tertentu; dan
v  Short Answer, Open Ended, menuntut jawaban singkat dari siswa tetapi bukan memilih jawaban yang tersedia.

Karena  penilaian  kinerja  dirancang  bukan  semata-mata  sebagai  kegiatan yang   menyenangkan,   tetapi   juga   didesain   untuk   mencapai   kompetensi   yang diharapkan.    Maka,    sejumlah    faktor    harus    diperhatikan    dalam    membuat instrumennya.  Iryanti (2004: 10) mengemukakan bahwa kriteria instrumen unjuk kerja yang baik memuat hal-hal berikut:
a.    Autentik dan menarik
Hal   yang   penting   bagi   suatu   instrumen   unjuk   kerja   adalah   menarik   dan
melibatkan  siswa  dalam  situasi  yang  akrab  dengan  mereka  sehingga  siswa berusaha   untuk   menyelesaikan   tugas   itu   dengan   sebaik-baiknya.   Tugas tersebut  akan  membuat  siswa  menggunakan  pengetahuan  dan  keterampilan yang dikuasainya untuk menyelesaikan tugas tersebut.


b.   Memungkinkan penilaian individual
Banyak  instrumen  unjuk  kerja  yang  dimaksudkan  untuk  dikerjakan  siswa
secara  berkelompok.  Namun  perlu  diingat  bahwa  penilaian  ini  sebenarnya lebih  dititikberatkan  untuk  penilaian  individu.  Karena  itu,  desain  penilaian unjuk kerja sebaiknya bisa ditujukan untuk kelompok dan individu.

c.    Memuat petunjuk yang jelas
Instrumen unjuk kerja yang baik harus memuat petunjuk yang jelas, lengkap, tidak  ambigu  dan  tidak  membingungkan.  Petunjuk  juga  harus  memuat  apa  yang dikerjakan siswa yang nanti akan dinilai. Agar  hasil  penilaian  tidak  bersifat  subjektif  atau  tidak  adil,  maka  dapat dihindari  dengan menggunakan rubrik.

Menurut  Martin (Zubaidah, 2002), rubrik adalah   alat-alat   seperti   daftar   cek,   skala   pengukuran,   atau   deskripsi   yang mengidentifikasi  kriteria  yang  digunakan  untuk  mengukur  karya  siswa  dalam rangka  mengevaluasi  performansi  (unjuk  kerja)  siswa.  Dengan  adanya  rubrik, guru  menjadi  lebih  mudah  menilai  prestasi  yang  dapat  dicapai  siswa,  dan  siswa pun  akan  terdorong  untuk  mencapai  prestasi  sebaik-baiknya  karena  pedoman penilaiannya   jelas.   Biasanya   kriteria   ini   terdiri   dari   dua   hal   yang   saling  berhubungan. Hal pertama adalah skor (misal 5, 4, 3, 2, 1), dan hal lainnya adalah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai skor itu.

2.7. Langkah-Langkah Implementasi Penilaian Performance
Perancang tugas kinerja terbaik adalah guru itu sendiri. Guru tersebut mengetahui kekuatan maupun kelemahan siswanya. Dengan adanya informasi yang matang tentang diri  siswanya. Guru dapat merancang tugas yang membuat siswa mencurahkan pengetahuan barunya atau pemahamannya secara mendalam. Berikut ini akan dipaparkan mengenai beberapa langkah dalam pembuatan tugas kinerja.

a. Identitas semua langkah-langkah penting yang dipergunakan atau yangmempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
b. Tuliskan prilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan akhir (output) yang terbaik.
c. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melakukan tugas.
d. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
e. Urutkan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
f. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan kriteria-kriteria yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.





2.8. Metode Dan Contoh Menilai Penilaian kinerja
Hal yang paling sulit dilakukan sebuah penilaian adalah bagaimana menilai seobjektif mungkin yang terjadi pada penilaiankinerja. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah pendekatan dan metode yang akurat untuk menyimpulkan tingkat pencapaian kinerja, yaitu: metode holistic dan metode analistic.

a. Metode Holistic
Metode holistic digunakan apabila para penskor (rater) hanya memberikan satu buah skor nilai berdasarkan penilaian mereka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta tes.

b. Metode Analytic
Para penskor memberikan penilaian (skor) pada bagian aspek yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai dengan menggunakan checklist dan rating scale.












CONTOH PENILAIAN KINERJA

Nama Siswa: ……………………      Tanggal: …………………     Kelas: ………………
Kompetensi Dasar: Mengelompokkan alat alat praktikum fisika sesuai dengan jenis rumpunya.
Kelompokkanlah alat alat praktikum fisika sesuai jenis rumpunya dengan menggunakan gambar.
NO
ASPEK YANG DINILAI
TINGKAT KEMAMPUAN
1
2
3
4
1.


2.

3.
Pengelompokan dilakukan dengan menggunakan semua indra
Uraian yang dijabarkan secara rinci
Uraian disertai diagram





JUMLAH




           
Kriteria Penskoran                              Kriteria Penilaian
  1. Baik Sekali      4                      10 – 12            A
  2. Baik                 3                        7 –   9            B
  3. Cukup             2                         4 – 6             C
  4. Kurang                        1                           3               D


A: Pengelompokan yang dilakukan siswa sangat baik, uraian yang dijabarkan rinci dan diperoleh dengan menggunakan seluruh indra disertai dengan gambar-gambar atau diagram
B: Pengelompokan yang dilakukan siswa baik, uraian yang dijabarkan kurang rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra dengan gambar-gambar atau diagram
C:  Pengelompokan yang dilakukan siswa cukup baik, uraian yang dijabarkan tidak rinci dan diperoleh dengan menggunakan sebagian kecil indra dengan gambar-gambar atau diagram
D:  Pengelompokan yang dilakukan siswa kurang baik, uraian yang dijabarkan kurang sesuai dan diperoleh dengan menggunakan sebagian besar indra dengan gambar-gambar atau diagram


2.9. Keuntungan Penilaian kinerja
Penggunaan penilaian kinerja akan memberikan keuntungan yang besar tidak hanya bagi siswa tetapi juga bagi guru. Penilaian kinerja memberi kesempatan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri. Melalui penilaian kinerja, siswa akan mendapatkan pemahaman yang nyata tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka lakukan.

Dalam penilaian kinerja tidak ada jawaban benar atau salah sehingga siswa tidak perlu takut untuk menghadapinya. Penilaian kinerja membuat pembelajaran lebih relevan dengan
konteks dalam memecahkan masalah. Mereka akan mengakui bahwa mereka telah menerima pengajaran dan bahwa pendidikan itu disediakan untuk kehidupan mereka.

Selain memberikan keuntungan bagi siswa, penilaian kinerja juga memberikan keuntungan bagi guru. Penilaian ini akan membantu mereka memusatkan pembelajaran pada hasil-hasil pendidikan yang secara nyata penting, dan bukan terisolasi ada informasi yang sedikit saja.









BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
            Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan kedalam berbagai konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Penilaian kinerja di kembangkan untuk mengetes kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya (apa yang mereka ketahui dan dapat yang dilakukan) pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Penilaian  kinerja  dirancang  bukan  semata-mata  sebagai  kegiatan yang   menyenangkan,   tetapi   juga   didesain   untuk   mencapai   kompetensi   yang diharapkan.   

Penilaian kinerja memberi kesempatan siswa untuk berkompetisi dengan dirinya sendiri. Melalui penilaian kinerja, siswa akan mendapatkan pemahaman yang nyata tentang apa yang mereka ketahui dan apa yang mereka lakukan. Dalam penilaian kinerja tidak ada jawaban benar atau salah sehingga siswa tidak perlu takut untuk menghadapinya. Penilaian kinerja membuat pembelajaran lebih relevan dengan konteks dalam memecahkan masalah. Mereka akan mengakui bahwa mereka telah menerima pengajaran dan bahwa pendidikan itu disediakan untuk kehidupan mereka.



3 komentar: